Pamekasan (pilar.id) – Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Pemkasan, Bupati, Baddrit Tamam meminta kepada masyarakat agar tetap melestarikan tradisi menyimpan bahan pangan hasil pertanian.
Sebab, sudah sejak bertahun-tahun lalu, masyarakat di desa-desa seperti di Kabupaten Pamekasan memiliki tradisi menyimpan bahan pangan hasil pertanian mereka di rumah masing-masing.
Jadi, hasil tani tidak dijual secara keseluruhan. Namun, ada yang disimpan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Di Pamekasan masyarakat memiliki tradisi menyimpan hasil pertanian mereka secara pribadi. Ini tradisi baik yang harus tetap dipertahankan,” katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (15/10/2022).
Ia menuturkan, tradisi menyimpan bahan pangan hasil pertanian itu banyak dilakukan warga di perdesaan. Biasanya, warga membuat lumbung pangan pribadi di dapur rumahnya masing-masing.
Oleh karena itu, kata bupati, konsep penataan dapur warga Pamekasan biasanya terpisah dengan rumah induk. Dapur bukan hanya sebagai tempat memasak, tetapi juga tempat untuk menyimpan bahan pangan hasil pertanian, seperti beras dan jagung.
“Nilai baik dari tradisi menyimpan bahan pangan masyarakat ini, warga di Pulau Madura, khususnya Pamekasan tidak pernah kekurangan stok pangan, karena mereka terbiasa menyimpan pangan di rumahnya masing-masing,” kata bupati.
Baddrut Tamam mengemukakan hal ini menanggapi permintaan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar semua pihak turut mendukung dan memperkuat program menjadikan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.
Hanya saja, kata dia, tradisi menyimpan bahan pangan masyarakat Pamekasan hanya pada jenis padi dan jagung dan belum ke jenis bahan pangan lainnya.
“Yang diinginkan pemerintah mengenai ketahanan pangan itu secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan sampai dengan peternakan di suatu kawasan. Di Pamekasan baru sebatas lumbung pangan pribadi, yang disebut dhurung,” kata bupati.
Oleh karena itu, kata dia, ke depan, penyempurnaan konsep tentang lumbung pangan yang melibatkan semua jenis pertanian perlu dikembangkan, termasuk modernisasi pola penyimpanan, karena sektor pangan menjadi salah satu ancaman dari tiga ancaman krisis global selain sektor energi dan keuangan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perkebunan (DKPPP) Pemkab Pamekasan Ajib Abdullah menyatakan, tradisi masyarakat Pamekasan menyimpan bahan pangan secara pribadi memang menjadi potensi tersendiri bagi Jawa Timur.
“Kebiasaan ini pula yang menyebabkan Madura dan Pamekasan secara khusus selama ini tidak pernah kekurangan stok pangan, meski daerah ini dikenal tandus dan panen hanya berlangsung sekali, yakni saat musim hujan saja,” katanya. (fat)