Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, potensi munculnya klaster penyakit cacar monyet di Indonesia sangatlah besar.
Menurutnya, kemungkinan penyakit tersebut mewabah di Indonesia sangat tinggi. Mewabah yang dia maksud bukan terjadi pada masyarakat umum, namun lebih kepada menjangkiti kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular seperti kelompok gay, biseksual, dan pekerja seks komersial.
“Dan pada gilirannya mau tidak mau pemerintah sudah harus siap-siap dengan adanya klaster cacar monyet yang akan ditemukan di Indonesia,” kata Dicky kepada pilar.id, Rabu (3/8/2022).
Dicky menegaskan, kesiapsiagaan yang harus dilakukan pemerintah meliputi penyiapan vaksin cacar monyet, penyiapan obat-obatan, hingga menggencarkan literasi risiko membangun kewaspadaan terkait bagaimana perilaku seks yang sehat.
“Termasuk literasi bagaimana pentingnya 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas). Pada cacar monyet juga penting melakukan 5M,” tegasnya.
Tak kalah penting, pemerintah juga wajib membangun kepercayaan diri kelompok berisiko tertular cacar monyet agar tidak tertutup jika terpapar penyakit ini.
“Kemudian bagaimana kita menghindari stigma supaya kelompok berisiko tertular tidak tertutup. Kalau mereka tertutup ini akan bahaya,” ujar Dicky.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membenarkan, seorang warga Jawa Tengah berusia 55 tahun terdeteksi suspek cacar monyet.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyatakan, saat ini warga tersebut sedang menjalani isolasi di fasilitas kesehatan setempat guna pemeriksaan apakah benar kasus cacar monyet atau bukan.
“Saat ini dirawat isolasi di rumah sakit swasta untuk perawatan dan pemeriksaan lanjut. Memastikan cacar monyet atau bukan,” kata Syahril.
Syahril menegaskan, seorang warga itu bukanlah Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Ia mengatakan, pendeteksian akan dilakukan melalui pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
“Akan dilakukan pemeriksaan lab PCR untuk memastikannya. Bisa saja hanya cacar biasa atau penyakit lain bukan monkeypox,” tuturnya. (her/fat)