Jakarta (pilar.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyal bakal ada penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, penyesuaian harga BBM untuk menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Tapi penyesuaian mungkin perlu untuk dipertimbangan,” ujar Sri Mulyani, di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Namun, Sri Mulyani menegaskan tidak akan mencabut subsidi. Ia menyayangkan, subsidi BBM sebesar Rp502,4 triliun malah banyak dinikmati oleh masyarakat yang relatif mampu.
“Dan ini mungkin kita akan menciptakan kesenjangan yang makin lebar dengan subsidi ini,” kata Sri Mulyani.
Dia menyampaikan proyeksi penggunaan pertalite hingga akhir tahun sebesar 29,07 juta kilo liter atau 126 persen dari kuota. Adapun realiasi Januari-Juli 2022 sebesar 16,84 juta kilo liter atau 73 persen dari kuota sebesar 23,05 juta kilo liter pada tahun 2022.
“Pertalite akan habis kuotanya pada bulan Oktober kalau konsumsinya tetap sama di 2,4-2,5 juta kilo liter per bulannya,” kata dia.
Dengan kata lain, lanjut Sri Mulyani, anggaran subsidi juga akan habis pada bulan Oktober 2022. Karena itu, dibutuhkan tambahan subsidi yang ditotal bisa mencapai Rp698 triliun dengan mempertimbangan kurs dan harga minyak dunia.
“Kami menghitung apabila tren ini dibiarkan terus, dan volumenya melampaui kuota. Maka kita masih perlu lagi menambah anggaran subsidi kompensasi perlu ditambah Rp195,6 triliun,” kata Sri Mulyani. (ach/fat)