Jakarta (pilar.id) – Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Khadafi menyatakan, semua fraksi di DPR RI sepakat untuk membentuk pansus tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi pilu itu menewaskan lebih dari seratus orang usai laga Arema FC dan Persebaya.
“Hampir semua fraksi tanda tangan, tinggal PPP karena ada kunjungan ke luar negeri. Tapi, beliau bersedia, jadi semua fraksi menyetujui tgerbentuknya pansus ini,” kata Khadafi, di Jakarta, Senin (3/10/2022).
Khadafi berharap, dengan terbentuknya pansus akan membuka pintu investigasi tragedi Kanjuruhan menjadi lebih terang benderang. Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan penjelasan yang komprehensif bagi masyarakat, terutama korban tragedi Kanjuruhan.
“Kita harap ini prosesnya cepat, biar keluarga korban juga punya kejelasan,” kata Khadafi.
Sementara itu, anggota Komisi III Heru Widodo mengatakan, saat ini teknologi dan regulasi telah berkembang pesat untuk memastikan sepak bola menjadi tontonan yang aman serta nyaman. Tapi faktanya di Indonesia peristiwa mematikan bagi suporter sepak bola masih saja terus terjadi.
Dia menyebut, sejak 2005 hingga pertengahan 2022 ini saja setidaknya sudah ada 68 suporter bola yang meninggal dunia. “Dengan adanya kejadian luar biasa seperti tragedi Kanjuruhan ini, maka anda bisa simpulkan sendiri betapa tertinggalnya pengelolaan sepak bola kita ini,” kata dia.
Heru menegaskan jika DPR mendesak pemerintah untuk menghentikan roda kompetisi sepak bola di Tanah Air hingga ada perbaikan menyeluruh terhadap tata kelola kompetisi. Menurunya, tragedi Kanjuruhan menjadi momentum terbaik untuk melakukan tata ulang pengelolaan kompetisi sepak bola di Indonesia.
“Kita setuju sikap Presiden yang meminta penghentian Liga I hingga ada perbaikan yang signifikan. Tidak cukup dengan pernyataan Ketua PSSI di mana penundaan cuma 1 minggu. Itu hanya masa berkabung. Tidak bisa begitu. Harus ada perbaikan lagi hingga komitmen dari pihak federasi. Ini juga yang dituntut oleh publik,” katanya. (ach/fat)