Semarang (pilar.id) – Kementerian Dalam Negeri telah menyampaikan bahwa pihaknya akan mulai beralih dari KTP elektronik ke Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Sebagai salah satu langkah awal melakukan migrasi menuju identitas digital, Ditjen Dukcapil Kemendagri menggelar program Dukcapil Goes to Campus.
Kali ini, kampus yang jadi tujuan adalah Universitas Diponegoro, Semarang. Dalam kegiatan tersebut, Ditjen Dukcapil menerjunkan 100 petugas dari 35 Dinas Dukcapil yang ada di Jawa Tengah.
Untuk proses aktivasi Identitas Kependudukan Digital bagi civitas akademika Undip, Ditjen Kemendagri juga telah menyiapkan 80 unit peralatan aktivasi KTP digital.
“IKD ini merupakan proses pemindahan dokumen kependudukan seperti KK, akta lahir, serta KTP ke dalam gadget. Sehingga, kita tidak perlu lagi membawa KK, KTP-el atau dokumen lainnya. Semua sudah ada di ponsel,” terang Ditjen Dukcapil Kemendagri, Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Lebih lanjut, Zudan menyampaikan dalam sambutannya saat membuka program Dukcapil Goes to Campus bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi pemerintah dengan kemunitas yang ada di masyarakat.
“Pemerintah tidak akan jadi lone wolf yang sifatnya tertutup. Sebab, Dukcapil didukung oleh ekosistem dan komunitasnya,” terang Zudan di Gedung Prof Sudarto, Undip Semarang, Selasa (14/2/2023).
Dalam bertransformasi menuju pelayanan Adminduk digital, Zudan menerangkan, Dukcapil belajar dari konsep transformasi industri keuangan. Sekarang orang banyak menggunakan m-Banking, dengan PIN di dalamnya.
“Begitu juga di IKD, bila hape hilang ganti hape baru nomornya bisa didaftarkan lagi. Yang penting masih ingat nomor PIN, sebagaimana m-Banking kalo PIN-nya lupa maka di-install kembali,” papar Dirjen Zudan menjelaskan.
Sementara dalam sambutannya, Rektor UNDIP, Prof. Yos Yohan Utama menyebut Prof. Zudan sebagai sahabat karib sejak 30 tahun lalu.
“Prof. Zudan alumni S2 Undip. Sebagai Dirjen Dukcapil beliau juga ahli bonsai, sensei karate Dan 8,” ucapnya mencairkan suasana.
Prof. Yos juga mengatakan tanpa perlu menyebutkan ‘NKRI Harga Mati’, Prof. Zudan dan Ditjen Dukcapil menunjukkan bukti menjadi bagian strategis dalam mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Mempertahan NKRI nggak usah banyak komentar. Mempersatukan Indonesia orang bangga dengan KTP digital. Dengan KTP digital ada lambang negara Pancasila di dalamnya,” tukas Prof Yos Yohan Utama, Rektor Universitas Diponegoro. (fat)