Jakarta (pilar.id) – Blangko habis adalah salah satu masalah yang kerap dijumpai masyarakat saat ingin membuat e-KTP atau mengurus e-KTP yang hilang.
Ke depan, kasus blangko habis yang menghambat masyarakat mendapatkan kartu identitas berupa KTP tidak akan lagi terjadi.
Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa pembuatan e-KTP nantinya akan dilakukan secara digital.
Langkah ini dilakukan oleh Kemendagri menanggapi keluhan dari masyarakat yang kerap kesulitan saat hendak mengurus e-KTP atau membuat e-KTP baru.
Wacana penghapusan bangko e-KTP mula-mula disampaikan oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakhrulloh saat memberikan sambutan di Rakornas Dukcapil 2023 di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (8/2/2023) lalu.
“Jadi kita tidak lagi menambahkan blangko tetapi, kita mendigitalkan pelayanan adminduk. KTP elektronik diganti KTP digital,” terang Zudan dalam keterangan tertulis Kemendagri.
Lebih lanjut, Zudan juga menjaskan bahwa selama ini, ada tiga masalah utama dalam pencetakan e-KTP.
Pertama, adalah pengadaan blangko e-KTP yang disebut mengambil porsi cukup besar di anggara Dukcapil.
Hal tersebut, belum termasuk penyediaan printer dengan ribbon, cleaning kit dan film untuk mencetak blangko e-KTP.
Penyebaran bangko e-KTP juga masih harus terkendala dengan infrastruktur jaringan internet yang masih buruk di beberapa daerah. Terutama di daerah-daerah terpencil.
Buruknya jaringan internet ini juga akan berpengaruh pada proses perekaman e-KTP. Sebab, bisa menyebabkan proses perekaman gagal dengan status failer enrollment.
Sedangkan untuk membenahi infrastruktur jaringan internet di seluruh Indonesia juga membutuhkan biaya yang besar.
“Maka, Pak Mendagri, Tito Karnavian memberikan arahan agar menggunakan pendekatan asimetris yakni, dengan digitalisasi dokumen kependudukan termasuk penerapan Identitas Kependudukan Digital (IKD),” lanjut Zuldan.
Pada tahun 2023 ini, Kemendagri menurut Zuldan, menargetkan sebanyak 25 persen dari 277 juta pendudukan Idnoensia sudah akan menggunakan IKD.
“Mari kita bertransformasi ke KTP digital. Target tahun ini 25 persen atau 50 juta penduduk Indonesia memiliki KTP digital di hp-nya,” katanya. (fat)