Jakarta (pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kerjasama 2023 yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta pada Selasa (22/8/2023).
Dalam acara rakor yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi dari seluruh Indonesia, Emil memotivasi pemerintah daerah untuk memperkuat serta memperluas peluang kerjasama, baik antar daerah maupun dengan entitas internasional, dalam berbagai sektor.
Menurut Emil, semakin banyak kolaborasi dan kerjasama akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan daerah dalam berbagai bidang.
“Kami siap untuk menjemput peluang-peluang baru yang muncul melalui kerjasama aktif dengan berbagai lembaga internasional, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di tingkat kabupaten/kota,” ujarnya.
Emil, yang sebelumnya merupakan Bupati Trenggalek, menekankan bahwa soliditas, sinergi, dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, sektor swasta, dan para pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam mewujudkan berbagai bentuk kerjasama.
“Kami memiliki tim kerjasama yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masing-masing didorong untuk terus menjalankan kerjasama. Banyak pihak yang antusias untuk menjalin kemitraan, baik dengan pemerintah daerah di luar negeri maupun lembaga internasional,” ungkap Emil.
Dia percaya bahwa langkah ini akan membantu menggali potensi dan menghasilkan kebijakan serta program yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sejalan dengan pendekatan ini, Emil menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) telah menjalin kerjasama di berbagai bidang dengan entitas internasional. Beberapa di antaranya adalah kerjasama dengan Western Australia, Osaka Jepang, Tianjin Tiongkok, Alexandria Mesir, dan Gyeongnam Korea Selatan.
Emil mengungkapkan bahwa kerjasama dengan Western Australia telah berlangsung sejak tahun 1990, dengan fokus pada bidang pendidikan, perfilman digital, inklusi pendidikan bagi individu dengan kesulitan pendengaran, olahraga, dan budaya.
Sementara itu, kerjasama dengan Osaka Jepang, menurut Emil, dimulai sejak tahun 1984 dengan fokus pada budaya, ekonomi, pertukaran personil, dan teknologi. Pada tahun 2014, fokus kerjasama tersebut diperkuat dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Emil juga menyoroti bahwa kerjasama dengan Alexandria Mesir lebih menitikberatkan pada perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Sedangkan dengan Tianjin Tiongkok, fokusnya adalah pada pendidikan vokasi.
“Kami berharap bahwa kerjasama internasional akan meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas melalui strategi yang beragam, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global,” jelas Emil.
“Strategi kerjasama kami saat ini difokuskan pada tiga hal. Pertama, mengaktifkan kerjasama yang sudah ada namun belum optimal. Kedua, melakukan perluasan dengan menambah bidang kerjasama. Dan ketiga, melakukan ekspansi dengan menjalin kemitraan baru dengan berbagai keunggulan yang beragam,” tambahnya.
Rakornas ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Agus Fatoni, para Sekretaris Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, Kepala Bappeda Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta pejabat Biro Kerja Sama dari berbagai daerah di Indonesia. Turut hadir juga perwakilan dari kementerian/lembaga, Kedutaan Besar RI, perwakilan negara sahabat, mitra organisasi internasional, dan lembaga non-pemerintah di luar negeri. (tok/ted)