Pontianak (pilar.id) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak melakukan kerjasama dengan BKKBN Kalbar dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Dr. Herlan, S. Sos, M.Si mengakui jika nanti bisa saja pihaknya akan melibatkan mahasiswa Fisip untuk membantu program-program tersebut dan lembaga ini juga akan melaksanakan kegiatan-kegiatan, yang mampu membantu program BKKBN maupun pemerintah pada umumnya dalam menurukan angka stunting.
Misalnya program dari Fisip Untan pada bulan November 2022 ini akan melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi semua dosen nanti akan turun ke lapangan, salah satu programnya akan kita lakukan sosialisasi percepatan penurunan stunting,” terangnya usai Penandatanganan PKS antara BKKBN dan Fisip Untan dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di ruang Dekan Fisip Untan.
Selain itu, ada juga pelaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan seluruh mahasiswa yang akan dilaksanakan pada awal Januari tahun 2023 yang jumlahnya sekitar 240 orang mahasiswa yang rencana di daerah Kabupaten Sambas.
“Dari informasi BKKBN bahwa di Kabupaten Sambas yang angka stunting cukup tinggi, sehingga salah satu progam dari mahasiswa nanti, kita minta adalah program bagaimana mensosialisasikan tentang stunting ini, seperti bahaya dan lainnya, yang tentunya kita memerlukan keterlibatan dari pihak BKKBN juga sebagai narasumbernya, termasuk dari pihak PKB di Kabupaten Sambas sehingga kita bisa bermitra nanti, sehingga program, tujuan dari kegiatan percepatan penurunan stunting kedepanya bisa tercapai,” paparnya.
Herlan yang juga Alumni Fisip Untan angkatan 1991 menambahkan dengan adanya PKS antara BKKBN dan Fisip Untan ini, semakin memperkuat program apa saja yang akan dilaksanakan kedepanya, termasuk dalam program percepatan penurunan stunting.
“Kita harapkan semuanya akan terlibat langsung, dan kita siap mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting dan program BKKBN Kalimantan Barat,” tuturnya.
Iapun mengucapak terima kasih kepada BKKBN Kalbar atas Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat.
“Kerjasama dua lembaga ini memberikan ruang bagi mahasiswa kami untuk belajar di luar kampus. Program seperti ini kami harapkan mahasiswa-mahasiswa kami akan mendapatkan berbagai pengetahuan baru di luar kampus, dan ini juga kita mengharapkan bisa membantu program-program yang dilaksanakan di BKKBN terutama dalam terutama dalam kegiatan keluarga berencana dan percepatan penurunan stunting,” ujarnya
Dari kegiatan ini, ungkap Herlan,
Sementara itu Plt Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Muslimat, S. Sos, M.Si, berharap perjanjian kerja sama BKKBN dan Fisipol Untan ini terus berlanjut, karena berkaitan dengan program-program di BKKBN banyak sekali.
“BKKBN ada program Bangga Kencana, yakni program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana, kemudian ditambah lagi program pencegahan dan percepatan penurunan stunting,” urainya.
Berkaitan dengan program stunting ini, Muslimat, mengatakan bahwa Presiden Jokowi memberikan amanah BKKBN ditunjuk sebagai koordinator percepatan penurunan stunting, berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Kemudian Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting dari Tahun 2021 sampai 2024.
“Stunting ini adalah masalah yang urgent, karena berkaitan dengan sumber daya manusia ke depan, kalau stunting tidak cepat diturunkan kita khawatir pada Indonesia Emas tahun 2045 nanti, kita akan ketinggalan. Makanya Bapak Presiden minta supaya SDM kita harus kuat, sumber daya manusia unggul, Indonesia maju,
makanya stunting ini harus dicegah,” cetusnya.
Ia menambahkan melalui kerja sama ini berharap banyak, bahwa peran perguruan tinggi mendukung. Karena di RAN PASTI adanya namanya pentahelix.
“Ada lembaga, kementerian, pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat baik perorangan maupun organisasi dan termasuk juga media, jadi kita berkolaborasi dan bersama-sama ke depan menurunkan angka stunting, yang secara nasional berada pada angka 24,4 persen dan Kalimantan Barat berada pada 29,8 persen,” tutupnya. (din/antara)