Pontianak (Pilar.id) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menargetkan tidak ada lagi desa tertinggal dang sangat tertinggal di tahun 2024. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kalimantan Barat Harisson saat menghadiri acara rapat koordinasi dan kunjungan lapangan KKN Kebangsaan XI Universitas Tanjungpura Tahun 2023 di Auditorium Universitas Tanjungpura, Senin (6/3/2023) Malam.
Sedangkan target lainnya yakni bertambahnya desa mandiri. Penambahan itu menurut Harisson tidak terlepas dari kerja keras dari berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi.
“Oleh karena itu, melalui KKN Kebangsaan ini dapat dimaksimalkan peran dari mahasiswa untuk berpartisipasi dan mengawal desa menjadi desa yang mandiri disamping itu mahasiswa juga dapat belajar dan mendapatkan pengalaman terkait dengan tata kelola pemerintah desa,” ujar Harisson.
Harisson berharap melalui Rapat Koordinasi dan kunjungan lapangan KKN kebangsaan ke XI Universitas Tanjungpura Tahun 2023 diharapkan semakin meningkatkan silaturahmi dan komunikasi yang tentunya dapat membuahkan menghasilkan yang sangat penting dan berguna bagi perkembangan kemajuan daerah di Kalimantan Barat.
“Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi terhadap penetapan Kabupaten Sambas dan Bengkayang sebagai lokasi penyelenggaraan KKN Kebangsaan ke XI Tahun 2023. Semoga membawa berkah, manfaat dalam upaya pengembangan softskill dan kematangan kepribadian mahasiswa guna menumbuhkan jiwa kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia,” ungkap Harisson
Sementara itu peserta Rapat Koordinasi KKN ke- XI dihadiri oleh sebanyak 52 perwakilan PT dari 139 PT yang akan mengirim mahasiswa terbaik mereka. Total mahasiswa yang akan hadir diperkirakan sebanyak 1.000 orang dan akan ditempatkan selama sebulan penuh di desa-desa perbatasan di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang pada 20 Juli sampai dengan 20 Agustus 2023.
Sebagai informasi, KKN Kebangsaan merupakan kegiatan akademik yang berupaya untuk mengintegrasikan kurikulum dan pengalaman belajar mahasiswa dengan realitas kehidupan masyarakat guna memaksimalkan pengembangan softskill dan kematangan kepribadian mahasiswa guna menumbuhkan jiwa kebangsaan. (din)