Jombang (pilar.id) – Usai melakukan ekspedisi sungai-sungai di Pulau Jawa berkerjasama dengan Watchdoc dan menghasilkan film dokumenter bertajuk Ekspedisi 3 Sungai, Ecoton kembali melakukan Ekspedisi sungai Nusantara, yaitu sebuah perjalanan peneliti, jurnalis, moviemaker berkolaborasi dengan komunitas pemerhati sungai di sungai-sungai Indonesia.
“Ekspedisi ini akan mendeteksi kesehatan sungai dan mendokumentasikan kondisi 68 sungai di Indonesia dimulai dari Wonosalam kawasan hulu Brantas, Sumatera, kalimantan, Sulawesi, maluku, Papua, Nusatenggara dan Bali diperkirakan memakan waktu 10 hingga 12 bulan,” ucap Amirudin Mutaqien, Koordinator Ekspedisi Sungai Nusantara
Lebih lanjut, videomaker Ecoton ini menjelaskan bahwa disepanjang perjalanan akan berhenti di 68 kota, serta akan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas sungai dalam kegiatan deteksi kesehatan sungai melalui sensus serangga air, sampah plastik dan sachet
” Setelah itu kita uji kualitas fisika kimia dengan mengukur parameter phospat, nitrat, COD atau Chemical Oxygen demand, TOC atau Total Organic Carbon Dan TDS atau total dissolved Solid, tak lupa mengukur kandungan mikroplastik sebagai indikator pencemaran sampah plastik, sample air akan kita kirim ke laboratorium Ecoton,” jabar Amir, nama panggilannya.
Untuk mewujudkan ekspedisi tersebut, Minggu(27/2/2022), 30 anggota polisi air dari SMPN 1 Wonosalam yang merupakan komunitas pemerhati sungai secara rutin mendeteksi kesehatan sungai Gogor anak Sungai Brantas di Wonosalam.
“Setiap minggu anggota polisi air melakukan pengamatan kesehatan dengan menggunakan serangga air atau biotilik ” ujar Arum Wismaningsih pembina Polisi Air lebih lanjut alumnus Biologi Universitas Jember ini.
Tak hanya itu, ia pun menjelaskan bahwa dalam pemantauan pada Minggu kemarin, ditemukan 17 jenis serangga air yang didominasi oleh larva serangga yang sensitif terhadap pencemaran dan disimpulkan bahwa sungai Gogor di Wonosalam masih sehat atau belum tercermar.
“Paramater lain yang diukur adalah TOC sebesar 5 ppm, COD sebesar 6 ppm dan TDS Sebesar 43 ppm yang menunjukkan sungai di wonosalam masih bersih belum tercemar,” jelas Arum,
Selain itu, Arum menjelaskan bahwa paramater nitrit tidak terdeteksi alias 0 yang artinya tidak ada pencemaran popok kimia dan limbah cair domestik.
“Nitritnya nol, berarti sungai Gogor hulu Brantas ini bersih dari polutas limbah pertanian dan limbah domestik” ungkap Arum.
Dalam kegiatan kolaborasi ini, Ecoton bersama polisi air, juga melakukan brand audit atau membuat daftar sampah plastik dari merk atau brand.
“Kami menemukan 200 lembar sachet yang dibuang ke sungai dan lima brand terbanyak adalah PT Wings, Marimas, Unilever, Ajinomoto dan Unicharm,” sebut Arum.
Adanya kegiatan Kolaborasi dengan komunitas setempat ini, diharapkan agar polisi air bisa mengedukasi secara lebih dalam kepada warga sekitar, serta pemerintah dapat memperhatikan lebih lagi mengenai pencemaran sungai.
“Kolaborasi dengan Polisi air ini adalah contoh kegiatan yang akan dilakukan di 68 sungai di Indonesia, kami mengajak komunitas untuk melakukan pemantauan fisik dan kondisi sungai, yang selanjutnya akan didorong membentuk komunitas dan advokasi mendorong pemerintah memperhatikan sungai” harap Amir. (jel/hdl)