Malang (pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, secara resmi membuka sidang pleno ke-20 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Grand Mercure Malang Miranda pada Kamis (6/7/2023).
Sidang pleno kali ini mengangkat topik ‘Mewujudkan Visi Ekonomi Indonesia Emas: Quick Wins Transformasi Ekonomi Indonesia’ dan diikuti oleh 82 delegasi dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Emil Elestianto Dardak menyampaikan pendapatnya mengenai kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan di perguruan tinggi. Menurutnya, penerapan kurikulum ini adalah sebuah proses belajar yang baru dan tidak dapat langsung terjadi dengan instan.
“Kurikulum Merdeka Belajar ini merupakan serangkaian proses dan bukanlah sesuatu yang langsung terjadi. Salah satunya adalah dengan mengurangi sebagian pengajaran klasikal dan menggantikannya dengan pengalaman magang di tempat yang sesuai,” ungkap Emil.
Pendapat Emil terhadap proses Merdeka Belajar tidak berhenti di situ saja. Wakil Gubernur Jawa Timur ini menekankan pentingnya kelanjutan kurikulum ini, yaitu bagaimana Merdeka Belajar dapat diimplementasikan dalam karier mahasiswa di masa depan.
Emil menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang mengembangkan program Merdeka Berkarir dengan melibatkan komunitas-komunitas pusat karir di Jawa Timur.
“Lulusan dari fakultas ekonomi memiliki pilihan karier yang terbuka. Masa studi selama 4 tahun bukanlah satu-satunya penentu dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu, Merdeka Belajar harus berjalan seiring dengan Merdeka Berkarir agar lulusan fakultas ekonomi ini dapat menjawab tantangan zaman,” paparnya.
Emil juga mengajak Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) untuk memberikan masukan terkait konsep Merdeka Berkarir yang sedang dikembangkan.
“AFEBI dapat memberikan masukan yang berharga dalam pengembangan Merdeka Belajar dan Merdeka Berkarir ini,” katanya.
Lebih lanjut, Emil menjelaskan bahwa Merdeka Berkarir sangat penting karena setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% diperkirakan dapat menciptakan 100.000 lapangan kerja. Namun, perlu diperhatikan bahwa lanskap ekonomi Jawa Timur dan Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan.
“Dulu ada teori yang mengatakan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan menciptakan 100.000 lapangan kerja, namun sejak pandemi dan perkembangan teknologi serta media sosial yang pesat, hal ini perlu diperiksa kembali,” jelasnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga menyebutkan bahwa Fakultas Ekonomi selama ini menjadi pilihan favorit bagi para pelajar yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Jurusan manajemen dan akuntansi juga menjadi jurusan dengan peminat terbanyak.
“Hampir semua kampus memiliki Fakultas Ekonomi yang menjadi pilihan favorit pelajar, terutama jurusan manajemen dan akuntansi. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan pelajar terkait dunia kerja di masa depan,” jelasnya.
Bahkan, Emil mengungkapkan bahwa dirinya sendiri adalah seorang pelajar dari latar belakang ilmu pasti yang kemudian memilih jurusan ekonomi, hal ini tidak dilakukan tanpa alasan. Menurutnya, pendidikan ekonomi memiliki relevansi yang tinggi dengan kehidupan sehari-hari.
“Saya dulunya adalah seorang pelajar jurusan IPA dan kemudian memilih studi ekonomi. Saya memilih jurusan ini karena melihat bahwa pendidikan ekonomi sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ternyata, kemampuan matematika dari SMA juga sangat berguna dalam studi ekonomi,” tuturnya.
Oleh karena itu, Emil mengajak para akademisi di Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) untuk terus mengembangkan pertumbuhan lapangan kerja ini. (hdl)