Jakarta (pilar.id) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa program bersih-bersih merupakan bagian integral dari transformasi BUMN.
Kementerian BUMN telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), TNI, Polri, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk menciptakan tata kelola yang bersih dan profesional bagi perusahaan BUMN, termasuk BUMN karya.
“Edukasi kami mendukung langkah OJK dalam menelaah laporan keuangan Waskita dan Wika yang dituduh dimanipulasi. Hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN untuk terus memperbaiki tata kelola perusahaan dan memberlakukan hukum di seluruh perusahaan BUMN, termasuk BUMN karya,” kata Erick di Jakarta pada Kamis (6/7/2023).
Erick menyatakan bahwa selama ini, tujuan mereka adalah menjadikan BUMN sebagai perusahaan berstandar internasional yang dapat bersaing secara global. Namun, hal tersebut hanya dapat terwujud jika pemimpin dan karyawan BUMN terbebas dari kasus hukum.
Erick tidak ragu-ragu dalam memberantas korupsi di seluruh BUMN dan telah bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk menindaklanjuti proses hukum dengan tuntas. Hal ini merupakan bagian penting dari program bersih-bersih BUMN yang sedang dilakukan oleh Kementerian BUMN saat ini.
Selain program bersih-bersih, Erick juga memberikan dukungan penuh terhadap proses restrukturisasi yang sedang dilakukan oleh BUMN karya. Langkah-langkah tersebut meliputi penyertaan Modal Negara (PMN) melalui suntikan APBN, perbaikan perencanaan bisnis, dan restrukturisasi utang.
“Kami yakin bahwa pemulihan keuangan BUMN karya dapat berhasil dengan baik. Kami belajar dari pengalaman restrukturisasi BUMN seperti Garuda, Jiwasraya, dan Asabri,” ujar Erick.
Erick menyadari bahwa proses restrukturisasi tidaklah mudah, namun Kementerian BUMN bersama-sama dengan BUMN telah berhasil menyelesaikannya dan memberikan hasil positif dalam penyelamatan industri penerbangan, pemegang polis Jiwasraya, serta pensiunan TNI dan Polri. Erick terus mendorong perbaikan dalam tata kelola perusahaan agar ke depannya operasional dapat berjalan lebih baik dan risiko kesalahan dapat diminimalisir. Selain itu, langkah-langkah korporasi juga didorong agar pertumbuhan perusahaan dapat berlangsung lebih cepat.
“Kami yakin bahwa industri konstruksi dan pembangunan infrastruktur masih memiliki prospek yang baik bagi BUMN karya dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah saat ini masih berupaya menyelesaikanproyek-proyek strategis nasional, seperti pembangunan jalan tol Trans Sumatera, Trans Jawa, dan pembangunan Infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (IKN),” ungkap Erick.
Erick menekankan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun daerah, serta mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, upaya untuk menyehatkan dan mengembangkan BUMN karya masih sangat diperlukan guna mencapai Indonesia yang lebih baik,” kata Erick. (hdl)