Jakarta (pilar.id) – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengambil pendekatan yang unik dengan memusatkan kunjungannya pada daerah-daerah yang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) kecil.
Ganjar, yang mengawali kampanyenya di Merauke dan melanjutkan ke NTT, NTB, Sulawesi, dan Kalimantan, secara konsisten menjalani blusukan ke kabupaten-kabupaten kecil seperti Maumere, Rote, Ende, Bima, Pontianak, dan lainnya.
Keputusan ini, menurut Ganjar, tidak bersifat semata-mata untuk mengumpulkan suara di daerah yang potensial besar, melainkan lebih pada semangat untuk mendengar dan meresapi aspirasi dari seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini diungkapkannya saat menghadiri acara deklarasi relawan Progresif di Smesco Jakarta pada Jumat (8/12/2023).
“Pertanyaan mengapa saya memilih daerah dengan potensi suara kecil sering diajukan. Kepemimpinan bagi saya bukan hanya tentang memenangkan suara terbanyak. Kepemimpinan adalah amanah dari rakyat yang harus dipertanggungjawabkan,” kata Ganjar.
Menurutnya, seorang pemimpin harus mendengarkan suara rakyat dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk yang paling kecil, terpinggirkan, dan membutuhkan perhatian. Pendekatan ini dianggapnya sebagai bentuk keadilan yang diperlukan untuk membangun Indonesia. Ganjar menegaskan prinsipnya sejak menjadi Gubernur Jateng, yaitu “No one left behind” atau tidak ada yang ditinggalkan dalam pembangunan.
Selama melakukan kampanye di daerah-daerah kecil, Ganjar berhasil mengumpulkan masukan berharga dari masyarakat terkait berbagai isu, seperti kelangkaan pupuk, mahalnya bibit dan obat-obatan, akses pelatihan dan permodalan bagi UMKM, pendidikan, kesehatan, perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan lainnya.
“Dari cerita-cerita mereka, akan kami rumuskan kebijakan yang riil dan kongkret. Banyak program yang dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Itulah yang akan kami perjuangkan bila mendapat amanah dari rakyat,” tandasnya, disambut tepuk tangan ribuan masyarakat.
Ganjar Pranowo, bersama pasangannya Mahfud MD, memilih strategi kampanye dengan berfokus pada daerah-daerah kecil di Indonesia. Ganjar memulai kampanye keliling di Indonesia Timur, sementara Mahfud memulai dari Barat Indonesia. Sebaliknya, pasangan Prabowo Gibran dan Anies Muhaimin lebih memilih kampanye di daerah dengan DPT besar, aktif berkegiatan di Jatim, Jateng, Jabar, Lampung, dan Makassar. (rio/ted)