Jakarta (pilar.id) – Gagal, evaluasi, ikut kembali, gagal lagi, evaluasi, ikut lagi. Itulah yang dilakukan oleh Tim Bamantara Eepisat dari Politeknik Negeri Surabaya (PENS).
Tim Bamantara Eepisat ini merupakan perkumpulan mahasiswa dari PENS yang baru saja berhasil meraih juara tiga pada The American Astronautical Society Student CanSat Competition yang diselenggarakan di Blackburg, Virginia, Amerika dari tanggal 9 hingga 12 Juni 2022.
Dalam prosesnya, Rafi Jusar Wishnuwardana selaku project manager Tim Bamantara Eepisat menjelaskan jika sebelum meraih juara 3 ini, timnya sudah pernah mengikuti kompetisi CanSat pada tahun 2020 secara online.
Namun belum berhasil mendapat juara 3 besar. Serta sering mengikuti perlombaan nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
“Kompetisi ini setiap tahun ada, di tahun 2020 kami gagal di babak penyisihan, tahun 2021 mencoba lagi mendapat juara 6, lalu di tahun ini kami evaluasi kembali dan melakukan persiapan hingga 10 bulan, dari September lalu sampai saat ini, dan berhasil meraih juara 3,” ungkap Rafi nama panggilannya ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bila di tahun ini merupakan pertama kali bagi Tim Bamantara Eepisat terbang langsung ke Amerika, karena dua kompetisi sebelumnya dilaksanakan secara online dan perlombaan tahun ini dilakukan secara offline.
Rafi juga menyebut, jika total tim peserta yang terpilih untuk terbang ke Amerika berjumlah 49 tim dari seluruh negara dan yang berangkat berjumlah 25 tim, termasuk Tim Bamantara Eepiset dari Indonesia
“Offline merupakan tantangan terbesar bagi tim kami, tetapi kami sudah memiliki dua bidang yaitu teknis dan non teknis, teknis mengurusi perihal persiapan lomba dan evaluasi, sedang non teknis mengurusi pendanaan dan perencanaan perjalanan, serta komunikasi antara tim, kampus dan pihak luar,” jelas mahasiswa semester 6 ini.
Dalam kompetisi tersebut, menerbangkan 5 mahasiswa yang terdiri dari Zulfikar Davbi Mahendra Fasya, selaku Ketua Tim, Muhammad Aghist Fitrony serta Rafi Jusar Wishnuwardana yang keduanya sebagai Project Manager, lalu Piko Permata Ilham Prasetyo, selaku divisi Hardware dan I Made Nugi Edwika Ariwigangga di divisi Mekanik. Ke lima mahasiswa tersebut berasal dari berbagai semester, ada yang semester 4, 6 hingga magister.
“Sebenarnya tim kita ada 10 orang, namun karena keterbatasan dana, maka kita hanya menerbangkan 6 orang, namun satunya terkendala visa. Akhirnya yang berangkat hanya 5 orang. Maka tahun depan kita targetnya, kita bisa memberangkatkan lebih banyak orang, agar ada yang mem-backup dan tak kewalahan,” ucap Rafi.
Dalam mendapat juara tersebut, Rafi menjelaskan jika hal tersebut didapat karena persiapan yang matang dan evaluasi selama dua tahun terakhir, lalu mengikuti semua ketentuan atau syarat yang dibuat oleh panitia.
“ Mengikuti semua syarat atau mission guide yang dibuat panitia, agar satelit yang dibuat layak terbang dan bisa meraih juara ada di syarat tersebut, yang saya lihat beberapa tim dari negara lain, mereka menyepelekan terkait instruksi panitia, yang paling saat pengujian dan persiapan matang,” jabarnya.
Mengenai satelit berbentuk rudal yang mereka buat yang, ia menjelaskan jika satelit tersebut buka diorbitkan ke luar angkasa, namun dilakukan pengujian hingga 725 meter. Dalam pengerjaannya ada tahap-tahapnya, yaitu desain luar, desain lebih dalam, lalu pengimplementasian dan tahap pengujian lingkungan.
“Namanya kami tidak memberikan, namun karena dari panitia memberikan misi yang namanya Tethered Payload, dalam misi itu kami di tuntut panitia untuk didalam isiannya yang lebih pada ke sistem keseimbangan, kami memilih desain rudal untuk mencari keseimbangan,” paparnya.
Atas prestasi yang diraih, kedepan Tim Bamantara Eepisat akan kembali mengikuti kompetisi CanSat tahun depan dengan hasil yang lebih lagi dari saat ini, melalui evaluasi yang dilakukan dan bisa memberangkatka anggota lebih banyak.
“Selanjutnya tim kami ini ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih, yaitu di tahun depan, karena di tahun depan kami masih belum tahu misinya, jadi misi setiap tahun panitia berbeda, karena sekarang juara 3, maka selanjutnya lebih tinggi lagi,” tutup Rafi. (jel/fat)