Makassar (pilar.id) – Dalam acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Makassar pada Sabtu (4/11/2023), Ganjar Pranowo, calon presiden potensial tahun 2024, menegaskan kesiapannya untuk meningkatkan anggaran riset di Indonesia hingga mencapai 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam pidatonya di depan para cendekiawan, Ganjar Pranowo menggarisbawahi pentingnya riset dan inovasi dalam memajukan pembangunan di Indonesia.
Ganjar Pranowo menyoroti kenyataan bahwa anggaran untuk riset di Indonesia saat ini masih jauh dari memadai, yakni di bawah 1% dari PDB. Ia mengungkapkan bahwa negara-negara lain telah jauh lebih unggul dalam hal ini.
“Anggaran riset kita saat ini masih di bawah 1%, bahkan hanya nol koma sekian persen. Jika kita membandingkannya dengan negara-negara lain, kita tertinggal jauh,” tegas Ganjar Pranowo.
Sebagai langkah nyata, Ganjar Pranowo berkomitmen untuk meningkatkan alokasi anggaran riset hingga mencapai setidaknya 1% dari PDB jika ia terpilih sebagai presiden. Dengan tambahan anggaran tersebut, riset di Indonesia akan memiliki dukungan yang lebih besar dan dapat berjalan dengan lebih optimal. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mendorong perguruan tinggi, kampus, dan pemerintah dalam menggenjot riset dan inovasi dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan kepentingan nasional.
Ganjar Pranowo memberikan contoh potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, seperti green energy dan blue energy. Ia menekankan bahwa riset adalah kunci untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi-potensi tersebut. Misalnya, pengolahan kelapa sawit yang selama ini terbatas pada minyak dapat ditingkatkan menjadi produk-produk bernilai ekonomi tinggi seperti kosmetik atau obat.
Selain itu, Ganjar Pranowo menyoroti masalah pangan di Indonesia yang belum terselesaikan sepenuhnya. Dengan dukungan riset yang kuat, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi produsen pangan terkemuka di dunia.
Ganjar Pranowo menekankan pentingnya melibatkan perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lainnya, dalam riset untuk menghasilkan bibit unggul dan memenuhi kebutuhan pangan tanpa impor. Ia memandang bahwa keterlibatan para cendekiawan ICMI dalam hal ini akan sangat berharga.
Meskipun Ganjar Pranowo menyadari bahwa mencapai tujuan ini memerlukan waktu dan investasi yang besar, ia yakin bahwa dengan kemauan yang kuat, anggaran riset dapat ditingkatkan sejalan dengan pertumbuhan anggaran negara. Hal tersebut juga harus diikuti dengan manajemen yang efisien dan pengelolaan digital yang transparan.
Pernyataan Ganjar Pranowo mendapatkan apresiasi dari peserta Silaknas ICMI yang hadir. Mereka merasa terinspirasi dan optimis terhadap visi dan misi yang disampaikan oleh mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Ilham Habibie, Dewan Pakar ICMI, menyatakan, “Paparan Mas Ganjar sangat inspiratif dan memberikan banyak informasi berharga bagi kita semua. Beliau benar, negara-negara maju selalu mengembangkan riset dan inovasi secara kuat.” (rio/ted)