Makassar (pilar.id) – Jalanan memang penuh dengan ketidakpastian. Kadang kala hal-hal yang diluar perkiraan bisa terjadi di jalanan seperti kecelakaan atau kondisi kesehatan yang tiba-tiba drop di jalan.
Ketika kejadian tersebut terjadi, tidak bisa dipungkiri bahwa mereka yang sering berada di jalanan seperti pengemudi ojek online (Ojol) adalah orang-orang yang bisa memberikan pertolongan paling cepat. Melihat potensi dari kehadiran Ojol dari segi pertolongan ini, maka langkah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin adalah hal yang tepat.
Rumah sakit yang berada di bawah naungan Universitas Hasanuddin ini bekerja sama dengan Gojek Indonesia menyelenggarakan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) bagi masyarakat dan mitra pengemudi ojek online (ojol).
Kegiatan yang menjadi bagian dari Dies Natalis ke-12 RS Unhas tersebut digelar secara luring terbatas dengan penerapan protokol COVID-19 di Auditorium Lantai 2, Rumah Sakit Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (16/2/2022).
Direktur Utama RS Unhas Dr dr St Maisuri Tadjuddin Chalid, SpOG (K) menjelaskan pelatihan BHD tersebut berfokus pada prosedur resusitasi jantung paru pada korban dewasa. Para peserta diajak untuk dapat memberikan pertolongan pertama bagi mereka yang mengalami serangan jantung atau gangguan pernapasan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi sumber informasi sekaligus pemahaman terkait prosedur yang tepat dalam membantu orang lain yang mungkin mengalami henti jantung atau gangguan pernapasan mendadak. Sehingga, dapat mencegah hal-hal yang mungkin bisa dialami seperti kematian.
“Pada situasi tertentu, mereka bisa siap siaga memberikan pertolongan pertama seperti kasus henti nafas dan henti jantung. Kedua penyakit ini membutuhkan kecepatan dan keterampilan pertolongan pertama,” katanya.
“Untuk itu, peran masyarakat dan para driver penting dalam memberikan pertolongan, mengingat kasus ini kerap terjadi di jalan atau tempat tak terduga lainnya,” sambung dr Maisuri.
Pelatihan tersebut diupayakan akan dimaksimalkan kepada seluruh masyarakat. dr Maisuri mengatakan, setiap orang penting untuk memahami perihal resusitasi jantung ataupun paru guna memberikan bantuan kepada orang lain yang kesulitan saat henti nafas atau jantung.
“Dengan adanya pijat jantung, otak kembali memperoleh sirkulasi oksigen dalam sekian menit. Jika itu bisa dilakukan sambil menunggu datangnya ambulance atau tenaga medis, tentunya ini sangat berarti dan mampu menyelamatkan nyawa,” jelasnya. (fat/antara)