Yogyakarta (pilar.id) – Puasa Ramadhan sudah berjalan 15 hari. Artinya, sudah sampai pertengahan jalan dari Bulan Ramadhan.
Dan dua pekan lagi, masyarakat Indonesia akan memasuki masa-masa Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Jelang lima belas hari sebelum lebaran, para penjaja jasa penukaran uang pecahan receh, sudah tampak berjejer di beberapa ruas jalan yang ada di Kota Yogyakarta.
Para penyedia jasa penukaran uang receh yang beroperasi di pinggir-pinggir jalan ini sudah banyak yang mengambil tempat di beberapa jalan Kota Yogyakarta.
Diantaranya di Jalan Panembahan Senopati, Jalan Prawirodirjan, dan Jalan Gondomanan.
Munculnya para penyedia jasa penukaran uang pecahan receh ini memang sudah jadi pemandangan yang kerap terjadi jelang memasuki Lebaran Idul Fitri.
Bahkan, ada pula penyedia jasa penukaran uang receh yang sudah membuka lapaknya sejak hari-hari pertama bulan Ramadhan.
Salah satunya adalah Sugiyati. Perempuan yang membuka lapak penukaran uang pecahan receh di selatan Benteng Vredeburg ini sudah beroperasi sejak hari kelima Ramadhan.
Sugiyati pun menyebut, selama sepuluh hari membuka lapak, belum banyak masyarakat yang datang untuk menukarkan uang.
“Ini belum banyak (yang menukar uang), tapi nanti kalau Lebaran kurang 10 hari itu baru banyak,” ucapnya di sela kesibukannya menawarkan uang kepada para pengendara, Kamis (6/4/2023).
Lebih lanjut, uang yang ditawarkan kepada masyarakat yakni uang emisi baru tahun 2022 diantaranya pecahan Rp 1.000, Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. Terkait sistem penukarannya, Sugiyati akan mengambil untung Rp 10 ribu di setiap transaksi senilai Rp 100 ribu.
“Jadi (sistem penukaran) per Rp 100 ribu nanti ada biaya Rp 10 ribu. Kalau rata-rata sekarang per hari perputarannya ada Rp 10 juta,” bebernya.
Kendati belum terlihat, Sugiyati memprediksi tahun ini akan banyak masyarakat yang akan menggunakan jasanya. Pasalnya, saat pandemi tahun 2022, belum ada setengah hari keberadaannya sudah diserbu masyarakat.
“Tahun ini belum kelihatan, tapi tahun kemarin pas pandemi itu ramai. Siang sudah habis,” ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan Mimin, salah seorang penyedia penukaran uang yang menggelar jasanya di dekat Taman Pintar. Menurutnya, biasanya penukaran uang akan mulai ramai saat H-7 menjelang Lebaran.
“Belum (ramai), mungkin nanti mendekati lebaran. Tapi kita sudah stand by disini biar masyarakat tahu kalau ada jasa penukaran uang,” urai Mimin.
Sementara, salah seorang pengguna jasa penukaran uang, Windari mengungkapkan alasan dirinya menukarkan uang pecahan untuk dibagikan saudara dan keponakan pada momen lebaran nanti.
Meski terdapat biaya tambahan, Windari mengaku tidak masalah sebab ia tidak perlu mengantre.
“Kebetulan lewat jadi sekalian. Buat dibagi-bagikan ke keponakan, yang pasti prosesnya cepat tidak perlu antre,” tutupnya. (ach/fat)