Jakarta (pilar.id) – Meski sejumlah spekulasi tentang masa depan The Beatles muncul di media-media Inggris, pernyataan Paul McCartney saat itu, 10 April 1970 silam, tetap saja terasa mengejutkan.
“The Beatles bubar,” ucapnya. Pernyataan itu, terang membuat penggemarnya patah hati. Tak hanya warga Inggris, tapi juga penggemar di seluruh dunia.
The Beatles, selama ini dikenal sebagai salah satu grup musik paling terkenal dan berpengaruh di dunia. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar dan media, yang menganggap The Beatles sebagai simbol persatuan dan kreativitas.
Namun, di balik layar, The Beatles sudah mengalami konflik internal dan krisis artistik sejak lama. Beberapa faktor yang menyebabkan pembubaran The Beatles adalah persaingan antara Paul McCartney dan John Lennon, yang masing-masing memiliki visi musik yang berbeda dan ingin mengontrol arah kreatif grup.
McCartney cenderung lebih konservatif dan komersial, sementara Lennon lebih radikal dan eksperimental. Keduanya juga berselisih karena masalah pribadi, seperti hubungan Lennon dengan Yoko Ono dan manajemen bisnis McCartney.
Lalu kematian Brian Epstein, manajer The Beatles yang meninggal karena overdosis pada tahun 1967. Epstein adalah sosok yang penting dalam membentuk citra dan karier The Beatles, serta menyelesaikan masalah internal mereka.
Tanpa kehadiran Epstein, The Beatles kehilangan arahan dan koordinasi, serta harus mengurus sendiri urusan bisnis yang rumit dan menyita waktu.
Kondisi lain, perkembangan musik dan budaya pada akhir tahun 1960-an, diakui atau tidak membuat The Beatles merasa tertinggal dan tidak relevan.
The Beatles mulai bereksperimen dengan berbagai genre musik, seperti rock psikedelis, musik India, avant-garde, dan musik elektronik.
Namun, eksperimen ini tidak selalu berhasil atau diterima oleh publik. Selain itu, The Beatles juga terlibat dalam berbagai gerakan sosial dan politik, seperti perdamaian dunia, hak-hak sipil, feminisme, dan kontra budaya. Namun, hal ini juga menimbulkan kontroversi dan kritik dari berbagai pihak.
Keinginan masing-masing anggota untuk mengeksplorasi karier solo mereka. Selain McCartney dan Lennon, George Harrison dan Ringo Starr juga memiliki bakat dan minat musik yang beragam.
Harrison merasa tidak dihargai sebagai penulis lagu dan gitaris di The Beatles, serta ingin lebih mendalami musik India dan spiritualitas. Starr merasa tidak puas sebagai drummer di The Beatles, serta ingin mencoba akting dan menyanyi. Masing-masing anggota mulai merekam album solo mereka sejak tahun 1968.
Pembubaran The Beatles merupakan akhir dari sebuah era dalam sejarah musik populer. Meskipun demikian, warisan mereka tetap hidup hingga kini melalui lagu-lagu mereka yang abadi, pengaruh mereka terhadap musisi lainnya, dan penghargaan mereka dari berbagai institusi. The Beatles juga tetap menjadi salah satu grup musik paling dicintai dan dihormati di dunia, hingga kini. (usm/hdl)