Pontianak (pilar.id) – Tim ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Komunitas Kreasi Sungai Putat Pontianank, Restorasi Hutan, serta sungai Kapuas (Rotan Kapuas) Kubu Raya.
Mereka melakukan uji kualitas air di Sungai Mandor dan Parit Putat Pontianak, pada Selasa (16/8/2022). Seperti yang disampaikan Syamhudi ketua Kreasi Sungai Putat. Jika ada sekitar 6000 parit yang bermuara ke sungai Kapuas dan Parit Putat pada kondisi tercemar Phospat jauh diatas baku mutu
“Hasil uji hari ini kadar phospat di parit putat sebesar 4.5 ppm padahal standarnya tidak boleh lebih dari 0,2 ppm,” sebut Syamhudi.
Lebih lanjut, ketua Kreasi Sungai Putat ini menjelaskan bahwa selain phospat, kadar khlorin sebesar 0.09 dengan baku mutu PP sebesar 0.03, menyebabkan kadar oksigen turun hingga 0.6 ppm. Sedangkan sungai yang sehat, tidak boleh kurang dari 4 ppm.
“Tingginya kontaminasi phospat dan khlorin, disebabkan tidak adanya Instalasi Pengolahan air limbah domestik di parit putat, karena limbah domestik penduduk saat ini langsung dibuang tanpa diolah” ungkap Syamhudi.
Tak hanya itu, berdasar keterangan Prigi Arisandi, founder ECOTON, jika hasil analisis mikroplastik oleh tim ESN, menunjukkan bahwa parit Putat tercemar mikroplastik sebesar 56 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.
“Kami menemukan 30 jenis fiber atau benang sintetis yang berasal dari limbah cucian, 18 jenis filamen yang berasal dari proses pecahnya plastik tas kresek, pembungkus makanan dan plastik bening, jenis mikroplastik yang kami temukan lainnya adalah fragmen atau cuilan plastik sebanyak 8 partikel,” ujar Prigi Arisandi.
Hal seperti ini terjadi, dikarenakan perilaku warga yang masih membuang sampah plastik di sungai yang menjadi sumber utama pencemaran mikroplastik di Pontianak.
Maka dari itu, menurut Sahli, sebagai ketua Rotan Kapuas, mengatakan perlunya adanya dorongan kemitraan komunitas dalam pengendalian masukkan sampah plastik ke parit dan sungai, dengan pemerintah yang menyediakan fasilitas dan tempat sampah agar warga tak membuang sampah plastik ke sungai
“Tak lupa mendorong kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga kelesatarian sungai dengan tidak membuang sampah plastik ke sungai karena sungai menjadi habitat ikan air tawar,” tutup Sahli. (jel/fat)