Jakarta (www.pilar.id) – Huawei terus terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Di antaranya melalui kegiatan alih pengetahuan dan teknologi yang menyasar pengajar maupun siswa.
Penegasan komitmen berkelanjutan ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Huawei dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di tengah berlangsungnya Huawei Supplier Convention Summit 2021.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia Ken Qi, disaksikan CEO Huawei Indonesia Jacky Chen dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto.
Kesepakatan ini sekaligus menjadi kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak pada November 2021.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Huawei Indonesia yang telah dan senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi di Indonesia.
Ia berharap kerja sama, terutama dalam pelatihan untuk para guru SMK ini, akan terwujud nyata. Karena hal ini jadi investasi besar bagi masa depan karena kita tidak hanya melatih peserta didik tetapi juga meningkatkan kompetensi para pendidik sebagai pilar penting dalam bonus demografi untuk sungguh-sungguh mengimplementasikan konsep link and match.
“Saya yakin program penguatan pendidikan vokasi ini akan menjadi nilai tambah bagi daya saing bangsa Indonesia dalam hal menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan maju,” tegas Wikan.
Kesepakatan kerja sama ini menjadi bentuk komitmen dan kemitraan strategis Ditjen Pendidikan Vokasi bersama Huawei Indonesia. Keduanya akan berkolaborasi menggelar program-program alih pengetahuan serta pemanfaatan fasilitas dan teknologi bagi sekolah menengah kejuruan dan politeknik.
Kemitraan ini dinilai memperkuat kerja sama sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak 2019 dengan jumlah 502 penerima manfaat. Hingga akhir tahun ini, program juga meliputi pelatihan training of trainers (ToTs) di bidang perangkat wireless dan microwave, dengan menyasar 140 guru SMK untuk menjangkau 8.400 peserta didik di masa depan dan memastikan kesinambungan alih pengetahuan.
Di samping menyasar para pengajar, program juga menargetkan para pelajar dalam pelatihan di bidang Kecerdasan Artifisial (AI), Internet of Things (IoT), dan Big Data.
“Pendidikan vokasi memegang peran krusial dalam menyetak talenta-talenta di bidang TIK yang dibutuhkan oleh dunia industri. Kebutuhan tersebut bahkan makin meningkat seiring dengan percepatan transformasi digital yang terjadi di Indonesia, sementara masih terdapat tantangan berupa kesenjangan antara kebutuhan industri dengan kuantitas serta kualitas SDM TIK yang tersedia,” jelas Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia Ken Qi.
Kerja sama ini, lanjutnya, menjadi wujud dari komitmen jangka panjang Huawei sejak pertama kali beroperasi di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu, guna memperkuat kompetensi SDM TIK Indonesia sebagai motor utama terealisasinya Indonesia sebagai negara maju dengan kekuatan ekonomi digital terdepan di dunia.
Ken menambahkan, melalui komitmen Huawei ‘I Do Contribute’ yang merupakan bagian dari program pengembangan SDM TIK yang digelar oleh Huawei, pihaknya bertekad untuk mampu menyetak lebih dari 100 ribu SDM yang cakap TIK selama kurun waktu 5 tahun. Guna merealisasikan misi tersebut, Huawei terus membangun kerja sama sinergis dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, dunia pendidikan, industri, dan komunitas.
Melalui kerja sama ini, Huawei Indonesia juga membuka kesempatan bagi politeknik-politeknik untuk mengikuti program Huawei ICT Academy, serta menyediakan program sertifikasi kompetensi bagi para pengajar dan siswa untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. (hdl)