Jakarta (pilar.id) – Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan, penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo cukup signifikan. Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebelumnya merilis suara Ganjar turun 8,1 persen, sedangkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sama-sama mengalami kenaikan sebesar naik 3,6 persen dan 1,5 persen.
“Jadi kalau Ganjar ini diganggu oleh isu kemudian tercerai berani orang-orang yang kecewa dengan Ganjar, itu memang kebanyakan larinya ke Prabowo,” kata Toto, dalam Polemik, di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Menurut Toto, dalam survei Litbang Kompas sebelumnya Ganjar hanya memiliki strong voter atau loyalis yang kecil, yakni sebesar 25 persen. Dengan demikian, ketika Ganjar ditinggalkan swing voter akan sangat mempengaruhi tingkat elektabilitasnya.
“Karena strong voters dan swing voters itu hampir setengah, sama juga dengan Pak Prabowo. Jadi kalau kita andaikan semuanya hilang, ya memang langsung turun elektabilitasnya,” kata Toto.
Karena itu, menurut Toto, Ganjar harus bisa melakukan manajemen isu. Salah satu contohnya, meskipun Ganjar berusaha loyal terhadap partainya tetapi harus kongruen atau sebangun dengan harapan masyarakat.
Sebagaimana diketahui, salah satu penyebab turunnya elektabilitas Ganjar berkaitan dengan penolakannya terhadap Timnas sepakbola Israel. Menurut Toto, sejak tahun 1967 Presiden Soekarno memang tidak membangun relasi dengan negara tersebut. Sehingga, ketika itu Indonesia juga tidak menerbitkan visa untuk pemain Israel.
“Jadi sejak 60-awal pun, pada saat itu masih Soekarno ya presidennya, itu pun sudah terjadi. Tapi saat ini situasinya berbeda,” kata Toto.
Ganjar sendiri sudah berusaha menemui Striker tim nasional (timnas) Indonesia U-20, Hokky Caraka. Pertemuan ini dinilai sebagai upaya untuk mengembalikan lagi elektabilitas Ganjar. Namun, menurut Toto, Ganjar perlu melakukan hal yang praktis agar elektabilitasnya bisa reborn.
“Bahwa publik sekarang ini tidak terlalu khawatir lagi bahwa hal itu (menerima Israel ke Indonesia) akan mengubah cara pandang kita terhadap Israel. Kan argumentasinya, kalau kita menerima Israel, itu akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap Israel, lalu kita seakan-akan setuju dengan Israel yang menjajah,” kata Toto. (ach/hdl)