Jakarta (pilar.id) – Menjelang akhir tahun, momentum pemulihan ekonomi terus dikawal oleh pemerintah, berbagai langkah strategi mitigasi dan antisipasi telah disiapkan baik di sisi kesehatan maupun ekonomi.
“Melihat perkembangan baru terkait varian Omicron per hari ini sudah terkonfirmasi di lebih dari seratus negara, maka kita harus betul-betul meningkatkan kewaspadaan. Kita tetap waspada untuk menjaga optimisme ke depan,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Rabu (22/12/2021).
Target pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang disepakati sebesar 5,2 persen tentunya akan sangat bergantung pada respon kebijakan ekonomi yang tepat serta penanganan dan pengendalian pandemi.
“Pemerintah mengantisipasi semuanya dengan berbagai strategi, sehingga kita dapat menyiapkan respon yang cepat,” kata dia.
Di sisi kesehatan, Pemerintah mengantisipasi risiko penyebaran covid-19 varian baru Omicron melalui deteksi, terapeutic, vaksinasi, dan perubahan perilaku.
Deteksi dilakukan dengan cara meningkatkan tes epidemiologi dan tes screening, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, surveilans genomik di daerah berpotensi lonjakan kasus dan penguatan surveilans di pintu masuk negara.
Terapeutic merupakan langkah konversi tempat tidur 30-40 persen dari total kapasitas RS, pengetatan syarat masuk RS, pemanfaatan isolasi terpusat, dan mengerahkan tenaga cadangan seperti dokter internship, ko-asisten, serta mahasiswa tingkat akhir.
Vaksinasi dilaksanakan dengan melalui percepatan vaksinasi bagi kelompok rentan termasuk lansia, kemudahan sentra vaksinasi, syarat kartu vaksinasi untuk perjalanan dan di ruang publik, vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun setelah mendapatkan rekomendasi dari ITAGI dan telah diterbitkannya EUA untuk anak dari BPOM dengan menggunakan vaksin Sinovac dan/atau CoronaVac/Covid-19 Biofarma, serta penerapan vaksin booster mulai awal 2022.
Sementara itu, perubahan perilaku dijalankan dengan implementasi PPKM level 1-4, serta pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi prokes (3M) dan screening.
Dari sisi ekonomi, Pemerintah juga telah menyiapkan strategi dengan akan dilanjutkannya stimulus fiskal melalui program PEN di tahun 2022.
“Sementara ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp414 triliun, namun demikian pengalaman selama ini sangat dinamis, tergantung dari perkembangan kasus covid-19 di lapangan,” ucap Susi.
Alokasi anggaran Program PEN pada 2022 tetap mengedepankan prinsip fleksibilitas dimana alokasi masih dapat berubah mengikuti perkembangan pandemi covid-19 di 2022. (her)