Jakarta (pilar.id) – Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan biaya operasional partainya dibiayai oleh anggota. Masing-masing anggota harus mengeluarkan iuran Rp20.000.
“Basis keuangan Partai Buruh adalah di iuran. Iuran Partai Buruh Rp20.000 per orang,” kata Said, di Jakarta, Minggu (15/1/2023).
Said mengatakan, saat ini jumlah anggota aktif yang membayar iuran melalui 11 organisasi inisiator Partai Buruh mendekati angka 820 ribu. “Itulah sumber pendanaan Partai Buruh, termasuk rapat kerja nasional (Rakernas) ini dan kongres 2021 semua dibiayai secara mandiri oleh Partai Buruh,” kata Said.
Selain iuran anggota, Partai Buruh juga mendapatkan sumber pendanaan dari sumbangan para organisasi inisiator. Said menjelaskan organisasi Partai Buruh di antaranya Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), (Konfederasi) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), ORI Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), dan Serikat Petani Indonesia (SPI)
“Jadi iuran itu sumbernya dua, iuran anggota secara sukarela Rp20.000, dan iuran organisasi pendiri, yaitu Partai Buruh sebelumnya,” kata Said.
Selain itu, Said juga mengatakan, terdapat 60 federasi serikat pekerja tingkat nasional. Di antaranya, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan (FSP-Farkes), Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT), hingga dukungan dari buruh migran.
“Ada 7 juta lebih pemilik suara itu di buruh migran. Terkuat di Hongkong dan Malaysia. Kamis sudah punya perwakilan di Hongkong dan Malaysia, Partai Buruh,” kata Said.
Dengan demikian, Said mengungkapkan basis dukungan Partai Buruh berasal dari 4 konfederasi buruh, dan 1 serikat pekerja petani, dan 60 federasi serikat buruh terbesar di Indonesia.
“Sehingga kami punya jaringan. Sehingga iuran sudah terbiasa. Misal FSPMI, ORI itu ratusan juta per bulan. Karena iuran mereka miliaran rupiah. Jadi jangan (underestimate) ini di hotel. Meskipun sempit-sempitan,” kata Said. (ach/din)