Jakarta (pilar.id) – Memanfaatkan waktu luang di sela kuliah online dengan berkarya, serta mengembangkan keahlian merupakan cara, dari salah satu alumnus Universitas Ubaya yang baru menjalani wisuda beberapa waktu lalu, untuk mengusir kebosanan.
Dia adalah Hanna Thasya Hoan, alumni Ubaya jurusan Akuntansi Management. Di tengah waktu senggang yagn ia miliki saat kuliah online akibat pandemi Covid-19, Hanna menekuni hobinya membuat animasi. Hobi yang membawanya menjadi salah satu kreator dengan followers mencapai 65 ribu.
Siapa sangka, keisengannya membuat animasi yang kemudian diunggah melalui media sosial TikTok tersebut justru mendapat tanggapan luar biasa dari para warganet. Bahkan, beberapa karya animasinya sempat viral dan ditonton ribuan orang di TikTok.
Kepada Pilar.id, Hanna menceritakan jika dirinya sejak duduk di Sekolah Dasar (SD) telah belajar membuat animasi gift atau stiker gift. Mulanya, Hanna bisa membuat animasi karena diajar oleh anggota keluarga.
“Sejak SD suka belajar photoshop. Namun, lama sudah tidak sentuh lagi. Ketika pandemi kemarin, Tiktok makin ramai dengan orang berkarya, masa aku juga tidak bisa berkarya. Maka, aku coba buat Tiktok animasi yang saat itu masih jarang, dengan animasi yang temanya lagi ngetrend,” ujar animator dengan pengikut Tiktoknya mencapai lebih dari 65 ribu followers tersebut.
Karyanya tersebut, ia upload pada sejumlah akun sosial media bernama @Hannadeys. Nama tersebut, ia ambil dari kata Hann yang merupakan penggalan namanya, sedangkan deys adalah plesetan dari kata “days”
“Jadi intinya, tentang keseharian ku. Buat animasi ini, juga obat ketika stress, capek, jenuh, selesai bikin konten jadi happy, karena semua yang aku pikirkan bisa tersalurkan lewat cerita dari animasi yang aku buat,” ucap mahasiswa yang juga pernah mengikuti organisasi Curio Photography and Videography Ubaya ini.
Tak hanya itu, dirinya membuat konten video animasi ini juga bertujuan sebagai self branding, serta ingi karyanya dikenal orang banyak dan dapat menghibur orang lain. Animasi Hanndeys bisa diakses di Instagram dan Tiktok
“Kalau di Youtube masih belum saya update lagi, karena aku ingin video di Youtube ada wajah saya, untuk pembelajaran atau tutorial, jadi platform untuk belajar juga, karena saya mengerjakan semua ini juga otodidak, lihat di internet,” ucap perempuan 22 tahun ini.
Sedangkan untuk karakter yang diciptakan, Hanna menyebut hanya ada satu karakter utama yang pasti, yaitu perempuan muda berambut pendek, alis tebal, memakai topi seni, namun belum memiliki nama, sedang lainnya dibuat sesuai kebutuhan cerita.
“Kedepan mau update konten dengan melengkapi dan menata semua, mulai dari karakter, namanya serta penambahan voice over, karena tidak ada voice overnya jadi tidak ada nama tokohnya,” harapnya.
Dalam membuat satu karya video animasi, Hanna menyebut membutuhkan waktu yang tergantung dari berapa detik serta kesulitan tema animasi dan kebutuhan animasi tersebut, seperti membuat konten video bertema komedi berdurasi 15 detik, hanya membutuhkan 10 menit pengerjaan.
“Karena komedi backgroundnya polos hanya satu warna, gambar karakternya sudah ada stoknya, jadi tinggal dianimasikan saja itu bisa cepat. Tetapi kalau temanya yang belum ada distok dan temanya cukup detail butuh seharian, kalau untuk brand harus proposional bisa 2 minggu sendiri,” jabarnya.
Target kedepan, bagi Hanna saat ini yakni menambah followers, karena baginya dari banyaknya followers, karya-karyanya dapat dilihat banyak orang, serta bisa lebih tertata lagi, serta update video lagi.
“Target followers banyak, dan bisa membuat orang terwakilkan dari konten yang aku buat, aku berharap dari Tiktok ku itu bisa mewakilkan banyak perasaan orang, selain target followers,” tutupnya. (jel/fat)