Jakarta (pilar.id) – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam mengatakan, pihaknya sudah mengantongi catatan signifikan asal luka pada jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Menurut dia, catatan tersebut juga sudah didiskusikan dengan ahli kedokteran forensik independen. Kata Anam, dokter independen tersebut sudah terbiasa berkomunikasi dengan Komnas HAM.
“Tim telah memiliki catatan signifikan yang menunjukkan luka ini akibat apa, karakternya apa, konstrain waktu luka itu kapan terjadi, dan kira-kira luka itu diakibatkan oleh apa. Itu kami sudah punya catatan yang lumayan,” kata Anam seperti disaksikan melalui YouTube Humas Komnas HAM, Jumat (22/7/2022).
Kendati demikian, kata Anam, Komnas HAM belum bisa membuat kesimpulan apa-apa karena harus melengkapi data agar penyelidikan bisa imparsial. Dia mengatakan, catatan signifikan yang dimaksud yaitu berisi posisi tubuh dan juga luka pada jenazah Brigadir Yoshua.
Setelah memiliki catatan signifikan luka di tubuh, Komnas HAM akan meminta keterangan dokter yang mengautopsi jenazah Brigadir Yoshua pekan depan.
Di sisi lain, lanjutnya, tim Komnas HAM lainnya juga sedang melakukan pergerakan dalam melakukan investigasi adanya dugaan tindakan kekerasan terhadap Brigadir Yoshua. Namun Anam belum bisa menyebutkan pergerakan tersebut.
Anam mengatakan, pergerakan yang dilakukan merupakan bekal Komnas HAM untuk meminta keterangan kepolisian. Dia meminta masyarakat mendukung Komnas HAM untuk dapat bekerja secara imparsial dan menemukan fakta sesungguhnya atas tewasnya Brigadir Yoshua.
“Kami mohon dukungan bagi Komnas HAM agar bekerja secara imparsial dan menjejaki fakta-fakta. Mau foto, keterangan, itulah yang kita cari selama ini,” ujarnya. (her/hdl)