Jakarta (pilar.id) – Mastercard Economics Institute (MEI) baru-baru ini merilis laporan tahunannya yang membahas proyeksi ekonomi tahun depan dengan fokus pada Asia Pasifik. Laporan berjudul Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities mengungkapkan berbagai aspek yang mempengaruhi pertumbuhan global, baik positif maupun potensi risiko.
Secara keseluruhan, wilayah Asia Pasifik diharapkan akan mengalami pertumbuhan yang stabil pada tahun 2024, sejalan dengan pemulihan ekonomi dan faktor-faktor utama seperti ekspor dan industri pariwisata yang semakin mendekati kondisi sebelum pandemi.
Analisis mendalam terhadap ekonomi negara-negara di wilayah tersebut mengungkapkan proyeksi pertumbuhan yang beragam. Negara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan diprediksi akan mengalami peningkatan, sementara Australia, China daratan, Jepang, dan Selandia Baru dihadapkan pada antisipasi perlambatan.
Di sisi lain, India dan Indonesia diproyeksikan akan tetap stabil, mempertahankan tingkat pertumbuhan yang serupa dengan tahun 2023.
Dengan meredanya dampak ekonomi pandemi, konsumen di Asia Pasifik diharapkan dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pengeluaran opsional pada tahun 2024.
Ini mencerminkan perubahan dari periode sebelumnya di mana inflasi tinggi menyebabkan pengeluaran utama untuk bahan pokok, meninggalkan sedikit ruang anggaran untuk hal-hal yang diinginkan.
Di Indonesia, diproyeksikan bahwa pengeluaran konsumen akan meningkat sekitar 5,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
David Mann, Chief Economist, Asia Pacific, Mastercard, menyatakan, Tahun 2024 akan menjadi periode di mana konsumen kembali menyesuaikan pola pengeluaran mereka. Meskipun tingkat antusiasme untuk bepergian dan bersantap di luar rumah bervariasi di setiap negara, data menunjukkan bahwa minat tersebut tetap tinggi secara keseluruhan.
Tren baru yang muncul diperkirakan akan memicu peningkatan permintaan barang pada tahun 2024. Konsumen di seluruh Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang, menandai awal dari siklus baru yang mengembalikan pertumbuhan belanja barang ke level sebelum pandemi.
Sektor manufaktur di wilayah ini juga diperkirakan akan bangkit, terutama dalam produksi barang-barang rumah tangga dan pakaian.
Laporan juga membahas pemulihan perjalanan internasional China pada tahun 2024. Penambahan lebih banyak negara ke dalam daftar yang disetujui oleh China untuk perjalanan kelompok diharapkan akan mendukung pengeluaran pariwisata internasional.
Pemulihan ini diprediksi akan bervariasi di koridor-koridor spesifik, dengan destinasi di Asia Tenggara menjadi yang pertama pulih pada tahun 2023, diikuti oleh destinasi di Asia Timur Laut, Amerika Utara, dan Eropa pada tahun 2024.
Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities dari Mastercard Economics Institute memberikan analisis mendalam tentang 13 pasar di Asia dan Oseania. Dengan mengandalkan data penjualan Mastercard dan model-model proyeksi ekonomi yang canggih, laporan ini memberikan pandangan holistik terhadap dinamika ekonomi, membantu klien untuk mengambil keputusan strategis di tengah ketidakpastian global. (hdl)