Jakarta (pilar.id) – Paramadina Graduate School of Islamic Studies mengadakan webinar dengan tema ‘Etos Qurban dan Kepemimpinan Nasional’, Selasa (27/6/2023). Forum yang diadakan untuk menggali pesan penting dari praktik berkurban dalam agama Islam ini menampilkan narasumber Dr. Sunaryo, Arif Zulhilmi, dan lainnya.
Dr. Sunaryo, salah satu narasumber, menjelaskan bahwa pesan agama Islam terkait berkurban sangat jelas. Dalam berkurban, nilai yang ditekankan adalah solidaritas dan tanggung jawab sosial kaum Muslim. Sunaryo menekankan bahwa kaum Muslim harus terlibat dalam menanggulangi persoalan sosial dan memiliki peran aktif dalam masyarakat.
Sunaryo juga menyoroti bahwa ber-kurban bukanlah hanya tentang ritual penyembelihan hewan semata. Ia menyatakan bahwa kurban memiliki dimensi sosial yang besar dan berpotensi untuk memberdayakan masyarakat yang lemah.
Namun, sayangnya, potensi tersebut sering tidak dimanfaatkan secara efektif dan hanya terjadi dalam skala seremonial. Sunaryo mengajukan pentingnya kepemimpinan dan organisasi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Arif Zulhilmi, narasumber lain dalam webinar, menyoroti praktek berkurban yang seringkali masih didominasi oleh kepentingan egoistik seperti pamer dan persaingan gengsi.
Menurutnya, sulit untuk mengharapkan transformasi sosial yang signifikan jika berkurban hanya berfokus pada ritual tanpa memahami pesan moral yang terkandung di baliknya. Zulhilmi menekankan pentingnya untuk menyembelih sifat-sifat hewani dalam diri manusia, seperti rakus, untuk mencapai perubahan yang lebih baik.
Pada akhir diskusi, Dr. M. Subhi-Ibrahim, Direktur PGSI, menambahkan bahwa kurban memiliki pesan sosial yang kuat.
Penggantian Nabi Ismail dengan domba sebagai objek kurban memiliki pesan kemanusiaan yang penting. Subhi-Ibrahim menjelaskan bahwa agama bukanlah tentang mengorbankan manusia untuk menyembah Allah, tetapi untuk memanusiakan manusia dan memperhatikan kemanusiaan.
Webinar ini menggarisbawahi pentingnya solidaritas sosial, kepemimpinan yang berfokus pada kemanusiaan, dan pemahaman yang mendalam terhadap pesan moral dalam berkurban. Dalam konteks kepemimpinan nasional, menghormati martabat kemanusiaan dan mendorong solidaritas sosial menjadi hal yang sangat penting. (hdl)