Jakarta (pilar.id) – Libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2023 sudah di depan mata. Diperkirakan sebanyak 60 juta orang akan melakukan perjalanan ke berbagai tujuan.
Karena itu, kesiapan dan antisipasi dalam menghadapi hari raya Natal 2022 dan tahun baru 2023 merupakan hal penting, mengingat akan ada peningkatan mobilitas masyarakat melalui berbagai moda transportasi.
“Koordinasi dan sinergi lintas sektoral dalam persiapan dan pelaksanaan penyelenggaraan angkutan Natal 2022 dan tahun Baru 2023 perlu dioptimalkan dengan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan masyarkat,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima, di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Aria meminta jasa transporasi, seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT ASDP (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero), PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan Perum DAMRI untuk melakukan survei pelayanan konsumen selama libur Nataru. Survei tersebut perlu dilakukan untuk menjadi bahan evaluasi ke depannya.
“Yang baik bisa dilanjutkan, yang kurang kita terima dan lakukan perbaikan,” kata dia.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengingatkan pentingnya sistem transportasi publik yang ramah terhadap masyarakat lanjut usia (lansia). Dia mencontohkan bahwa di beberapa bandara, terdapat persoalan akses menuju pintu keluar yang terhitung masih berjarak jauh. Sehingga, hal itu terkesan tidak ramah terhadap lansia.
“Sistem pergerakan ini juga harus ramah terhadap lansia,” katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan perlunya persiapan yang matang jelang Nataru. Sebab penumpukan pengguna jasa mungkin saja terjadi mengingat sudah memasuki liburan akhir semester bagi anak sekolah, serta banyaknya masyarakat yang ingin pergi umrah.
“Bahwa ada area khusus dan gate khusus untuk yang umrah. Sehingga tidak bercampur baur, akhirnya terkesan semakin crowd suasananya,” kata dia. (ach/din)