Pontianak (pilar.id) – Tugu Khatulistiwa yang berada tepat di bawah garis Khatulistiwa memang ikon istimewa. Sebab, di masa-masa tertentu ketika matahari berada di titik kulminasi, tugu ini akan kehilangan bayangan.
Pasalnya, matahari berada tepat di atas Tugu Khatulistiwa sehingga bayangan dari tugu ini tidak tampak. Matahari berada tepat di titik kulminasi biasanya terjadi pada tanggal 21 hingga 23 Maret dan 21-23 September.
Tentu saja ini menjadi momen unik dan patut untuk disaksikan. Untuk itulah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno mengkampanyekan “Ayo ke Pontianak”. Ia mengajak masyarakat untuk datang dan merasakan langsung pengalaman berada tepat di bawah matahari.
Kampanye ini disuarakan oleh Sandi, berkunjung ke Pontianak tepatnya ke Tugu Khatulistiwa. Ia pun menerima sertifikat dari Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono sebagai penanda bahwa Sandi telah singgah dan melintasi Tugu Khatulistiwa di Pontianak, Kamis (10/3/2022).
Sandi juga menyatakan bahwa hidup di Zamrud Khatulistiwa belum lengkap apabila belum pernah berada di titik kulminasi di Tugu Khatulistiwa yang berlokasi di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara.
“Saya membuat challenge kepada masyarakat pariwisata, mari datang ke Kota Pontianak. Kita bangkitkan ekonomi dan ciptakan peluang usaha serta lapangan kerja,” ajaknya.
Menparekraf juga menyempatkan diri untuk melakukan aksi bersih-bersih dengan memungut sampah yang ada di sekitar lingkungan Tugu Khatulistiwa. Hal ini sejalan dengan pariwisata berbasis Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan) dan Environmental Sustainability (kelestarian lingkungan) atau disingkat CHSE.
“Jika kita ingin bangkit, harus disusun dengan suatu pendekatan baru pariwisata yang mana harus bersih, harus sehat, harus keselamatannya dijaga dan berkelanjutan lingkungannya,” ujar Sandi.
Ia bercerita pengalamannya menyusuri Sungai Kapuas menuju Tugu Khatulistiwa merupakan potensi wisata yang patut dikembangkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh kota-kota besar di dunia yang berbasis sungai seperti Paris, Bangkok atau Venesia yang mengembangkan potensi wisata sungai.
Intinya, daya tarik wisata Sungai Kapuas yang panjangnya lebih dari 1.100 kilometer dan merupakan sungai terpanjang di Indonesia kemudian bermuara di Pontianak sebagai daya tarik wisata untuk membangkitkan ekonomi.
“Kota Pontianak ini sudah punya waterfront dan ada beberapa ide yang disampaikan oleh Gubernur Kalbar dan Wali Kota Pontianak yang akan kita tindak lanjuti,” ujarnya.
Sandi mengatakan bahwa untuk mendorong destinasi wisata di Kota Pontianak ini tidak ada cara lain selain mengembangkan digitalisasi produk unggulan serta memperbaiki destinasi wisata yang ada.
“Saya yakin jika itu dilakukan maka Kota Pontianak menjadi bagian dari destinasi yang menarik di Indonesia,” ungkapnya. (lin/fat/antara)