Surabaya (pilar.id) – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan penghargaan kepada pemenang Lomba Kampung Surabaya Hebat (KSH) dan Lomba Bank Sampah.
Dalam upacara penghargaan yang digelar di halaman Balai Kota Surabaya pada Sabtu (16/12/2023), Surabaya berhasil menurunkan jumlah sampah hingga 5 ton per hari berkat keberhasilan lomba tersebut. Bahkan, melalui Lomba Bank Sampah, kota ini mampu mengurangi sampah hingga 9 ton per hari.
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, membacakan sambutan atas nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa KSH bukan hanya sebuah gelar, melainkan juga cerminan dari kebersamaan, keuletan, dan semangat gotong-royong yang tumbuh subur di seluruh kota.
“Hari ini kita merayakan pencapaian dan inovasi yang mengubah setiap kampung menjadi tempat yang penuh kehidupan dan keberlanjutan. Kehebatan sebuah kampung tidak hanya diukur dari bangunan fisik, tetapi juga dari kesejahteraan sosial, pendidikan, lingkungan yang bersih, dan rasa kebersamaan yang terjalin erat di antara kita,” ujarnya.
Armudji juga merayakan keberhasilan dan dedikasi luar biasa dalam Lomba Bank Sampah, menyatakan bahwa program ini merupakan gerakan nyata menuju keberlanjutan dan kebersihan lingkungan. Ia berterima kasih kepada semua peserta yang aktif berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.
Menurut Kepala DLH Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Lomba Kampung Surabaya Hebat tahun 2023 diikuti oleh sekitar 1.360 RW atau peserta. Setelah melewati berbagai tahapan verifikasi dan seleksi, terpilihlah 75 pemenang dari berbagai kategori, termasuk juara 1, 2, dan 3. Sementara Lomba Bank Sampah diikuti oleh 592 peserta, dengan 30 besar yang dipilih sebagai pemenang.
“Dengan adanya lomba-lomba ini, ternyata sudah ada sejumlah perbaikan di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya, berkat Lomba KSH, Surabaya dapat mengurangi sampah hingga 4-5 ton per hari, dan berkat Lomba Bank Sampah, kota ini bahkan mampu menurunkan sampah hingga 9 ton per hari,” ungkap Agus Hebi.
Ia juga menyoroti dampak positif lomba terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Surabaya. Berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai kampung tidak hanya menciptakan peluang ekonomi baru tetapi juga memberdayakan warga miskin.
“Ada sekitar 2.200 UMKM yang terbentuk dengan adanya lomba ini. Perekonomian berjalan dengan baik, dan dari sisi kesehatan, indikator seperti demam berdarah, TBC, dan ISPA menunjukkan penurunan. Keberhasilan-keberhasilan ini akan terus kami lanjutkan ke depannya,” pungkas Agus Hebi. (rio/ted)