Jakarta (pilar.id) – Jelang penutupan tahun 2022, mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra kembali mendapatkan prestasi di kompetisi internasional. Kali ini, prestasi tersebut didapatkan oleh dua tim Creative Tourism angkatan 2020.
Ada dua tim mahasiswa di Creative Tourism UK Petra yang meraih prestasi di ajang 2nd China-ASEAN College Stundet International Tourism Innovation Competition (ITIC 2022). Dua tim tersebut adalah Sinka Team yang berisi lima mahasiswa Creative Tourism, dan Creative Tourism PCU yang berisi tiga mahasiswi.
Sinka Team berhasil mendapatkan First Prize di ajang ITIC 2022 sedangkan Creative Tourism PCU mendapatkan penghargaan Second Prize. Pada kompetisi ini, para mahasiswa harus bersaing dengan berbagai negara, seperti Malaysia, China, Jepang, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam hingga Perancis.
Seperti yang disampaikan Yudianto Oentario, selaku Ketua Program Studi Creative Tourism UK Petra, jika kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Guilin Tourism University (China), Guanxi Minzu University (China), Trisakti School of Tourism (Indonesia) yang didukung oleh China-ASEAN Tourism Education Alliance serta ASEAN-China Center.
“Presentasi level internasional ini membuktikan bahwa Fleksibel kurikulum dan proses belajar di Creative Tourism UK Petra disusun dan dapat diaplikasikan di level internasional,” ujar Yudianto Oentario.
Lebih rinci, Yudianto menyebut kelompok yang berhasil meraih First Prize Winner, yaitu team yang beranggotakan Vannesa Sonia, Stefanny Sharon, Helena, Ariel Barnabas dan Hose Patrick
Sedangkan anggota tim yang berhasil menyabet Second Prize Winner, ialah Gabrielle Wendy, Angelina Nathania dan Vannesa Netanya.
Dalam prosesnya, seperti yang dijelaskan Stefanny yang merupakan anggota tim yang meraih First Prize Winner di kategori topik Route Design of Border (Cross-Border Tourism), timnya membuat paket tur yang berfokus pada lintas batas negara
Dirinya menyebut, timnya memilih objek
daerah Singkawang dan Kuching, karena kedua daerah tersebut memiliki perbedaan dan persamaan budaya dua negara, termasuk destinasi sejarah dan alam.
“Jadi highlight paket wisatanya adalah pengalaman mengeksplorasi keunikan akulturasi budaya antara dua negara terutama mengekspose tradisi Tatung. Ditambah berkunjung ke tempat bersejarah. Jadi paket wisata yang kami tawarkan adalah paket wisata yang sempurna,” jelas Stefanny
Adanya paket tur tersebut, juga bertujuan untuk mendukung terciptanya sustainable tourism dengan melestarikan budaya lokal Singkawang dan Kuching serta lokal economic sustainability.
Selain itu, pada prosesnya, Stefanny menceritakan jika timnya sempat erlambat mengirimkan proposal karena server penyelenggara acara sedang bermasalah.
” Tim saat itu, diminta membuat proposal hanya dalam 10 hari, setiap anggota bahkan sampai melakukan research, kemudian membuat konten video dalam Bahasa Inggris serta membuat presentasi yang menarik,” ceritanya
Meski begitu, lelah tersebut terbayarkan dengan meraih First Prize Winner dan mengalahkan 166 kelompok dari berbagai negara, serta membawa pulang 5000 RMB.
“Kaget tapi senang sekali, kami tidak menyangka bisa menang, kami berkesimpulan bahwa, jangan ragu untuk menerima tantangan,” pesannya.
Atas prestasi yang telah dicapai, Yudianto Oentario, selaku Ketua Program Studi Creative Tourism UK Petra, berharap agar mahasiswa tetap Creative, Adaptive dan Aplikative untuk berkontribusi di Dunia Pariwisata, serta tak hanya berhenti di kompetisi saja. (jel/fat)