Jakarta (pilar.id) – Di zaman yang sudah semakin canggih, dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahakan dari kebanyakan masyarakat saat ini. Sehingga, penting untuk terus menjaga ruang-ruang digital tersebut agar tetap sehat dan bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan.
Menjaga kesehatan ruang digital tersebut tentu menjadi tanggung jawab bersama. Caranya pun bermacam-macam. Jika anda adalah konten kreator, bisa dengan membuat konten yang positif, informatif, inspiratif.
Namun, jika anda adalah pengguna kebanyakan, menciptakan ruang digital sehat juga bisa dimulai dengan cara-cara yang sederhana.
“Saya ingin mengajak mendonasikan produk atau hal-hal yang kita lakukan di media sosial demi kemajuan dan pembangunan ekonomi negara kita,” kata Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, saat pembukaan Kelas Kecerdasan Digital 2022 secara virtual, Jumat.
Berdonasi tidak harus selalu dalam bentuk uang. Dalam hal ini, Dedy melihat donasi dalam bentuk menyukai (like), berkomentar, mengikuti akun sampai membagikan konten bisa berkontribusi terhadap ruang digital yang sehat dan produktif.
Ketika seorang pengguna menyukai, mengomentari, mengikuti akun dan membagikan konten yang menginspirasi, maka dia sedang menyumbang hal-hal positif untuk menciptakan ruang digital yang sehat.
Begitu pula sebaliknya, ketika menyukai dan membagikan konten yang negatif, maka dia sedang membuat ruang digital yang tidak sehat.
Menggunakan internet dalam cara yang positif, menurut Dedy, tidak berarti media sosial harus selalu digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang serius. Mengunggah konten yang kreatif juga turut membantu menciptakan dunia digital yang sehat.
Pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 204 juta orang, dua pertiga diperkirakan usia muda. Oleh karena itu, menjaga agar ruang digital aman dan kondusif menjadi tanggung jawab generasi muda sebagai orang yang paling sering menggunakan internet dan teknologi.
Pemahaman mengenai dunia digital menjadi hal yang harus dikuasai agar anak muda bisa menggunakan internet dan teknologi untuk hal-hal yang produktif.
Kementerian sejak beberapa tahun terakhir memiliki program literasi digital untuk masyarakat secara umum, antara lain dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.
Literasi digital juga menjadi salah satu isu yang dibahas pada Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia. Dengan memiliki pemahaman dan kecakapan di dunia digital, anak muda memiliki bekal untuk menghadapi tantangan yang timbul seiring dengan perkembangan teknologi.
“Kita sebagai anak muda harus punya resiliensi dan semangat menggunakan teknologi. Jangan mengikuti tren yang berhubungan dengan konten negatif,” kata Dedy.
Hasil survei Indeks Literasi Digital 2021 Kominfo dan Katadata Insight Center menunjukkan angka 3,49 dari skala 5. Indeks ini sedikit membaik dibandingkan survei pada 2020, yaitu indeks 3,47 dari skala 5. (fat/antara)