Biaung (pilar.id) – Sebuah mobil klasik berwarna hitam dengan bendera merah putih terparkir di tepi Jalan Tegal Harum nomor 13, Biaung, Bali pada Sabtu (17/6/2023). Mobil sedan mewah berjenis Plymouth Four Door yang diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1948 ini menarik perhatian banyak orang walaupun sudah berusia tua.
Mobil tersebut ternyata bukanlah mobil biasa, melainkan memiliki sejarah yang tinggi. Mobil ini dulunya adalah milik Fatmawati, istri dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. Pada masa itu, mobil Plymouth ini digunakan secara sehari-hari oleh keluarga Soekarno.
Mobil Fatmawati tersebut tidak hanya diparkir di tepi jalan sebagai pajangan semata. Mobil hitam ini sebenarnya sedang menunggu penumpang.
Mobil tersebut merupakan kendaraan khusus yang akan menjemput Ganjar Pranowo, calon presiden 2024 dari Partai PDIP. Pada sore itu, Ganjar dijadwalkan akan bertemu dengan sekelompok anak muda Generasi Z yang sedang berkumpul di Kebun Vintage Cars Bali.
Ketika Ganjar tiba di lokasi, gubernur yang telah menjabat dua periode ini terlihat sangat tertarik dengan mobil tersebut. Matanya bersinar penuh kagum saat melihat mobil klasik tersebut.
“Ini mobil koleksi di sini ya, sangat keren. Bisakah saya naik?” ujar Ganjar dengan antusias.
Ganjar kemudian berjalan menuju bagian depan mobil di sebelah kiri, ingin naik di kursi penumpang depan. Namun, dia terkejut saat menyadari bahwa setir mobil berada di sebelah kiri. Dan di dalam mobil, sudah ada Ni Luh Nitta Prabaningsih, seorang tokoh muda Bali yang juga menjadi pengemudi Ganjar.
“Oh, ternyata posisi penumpangnya di sebelah kanan. Baiklah, kamu yang akan mengemudikan saya,” ucapnya.
Ganjar pun akhirnya masuk ke dalam mobil yang pernah digunakan oleh keluarga Soekarno tersebut. Di sampingnya, Nitta dengan senyuman ceria siap mengemudikan mobil tersebut.
Namun, wajah Nitta terlihat sedikit grogi. Saat mengoper gigi persneling, dia mengalami sedikit kesulitan. Namun setelah berhasil, dia dengan lancar mengemudikan Ganjar ke tempat acara.
“Saya sangat gugup karena mengemudikan Pak Ganjar, tokoh yang sangat penting saat ini. Selain itu, mengemudikan Pak Ganjar dengan mobil antik ini, setirnya di sebelah kiri dan menggunakan transmisi manual. Jadi, saya merasakan campuran antara gugup dan bangga,” ujarnya.
Meskipun mengalami beberapa kendala, Nitta berhasil membawa Ganjar dengan selamat ke tempat acara Mabar (Maju Bareng Ganjar). Selama perjalanan singkat itu, dia dapat berbincang dengan orang yang telah lama ingin dia temui.
“Tadi saya merasa kram di kaki saat menginjak kopling. Tapi tidak terasa sakit karena di sebelah saya ada Pak Ganjar. Rasa sakit langsung hilang. Apalagi kami sempat berbicara tentang mobil ini,” jelasnya.
Dalam percakapan tersebut, dia menjelaskan kepada Ganjar bahwa mobil tersebut dulunya adalah milik Fatmawati. Mobil ini juga menjadi kendaraan yang pernah digunakan oleh keluarga Soekarno.
“Mobil ini pernah dinaiki oleh Presiden Soekarno bersama keluarganya. Pak Ganjar adalah calon presiden, jadi itu artinya Pak Ganjar pasti akan menang,” tambahnya.
Sesampainya di Kebun Vintage Cars Bali, Ganjar semakin senang karena melihat banyak koleksi mobil klasik. Ada lebih dari 200 mobil kuno di tempat tersebut, dan semuanya masih dapat dihidupkan dan memiliki kelengkapan surat-surat yang masih berlaku.
“Iya, koleksi di sini luar biasa. Ada lebih dari 200 mobil kuno yang semuanya masih berfungsi, dan tadi saya sempat naik mobil yang katanya STNK-nya atas nama Ibu Fatmawati. Pasti mobil tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi,” jelasnya.
Dari informasi yang diperoleh, mobil tersebut diproduksi pada tahun 1948. Meskipun sudah tua, namun Ganjar merasa sangat nyaman saat menaiki mobil tersebut.
“Tahun 1948, bayangkan sudah berapa usianya. Tapi luar biasa, mobil ini masih dalam kondisi bagus dan nyaman untuk dikendarai. Tadi saya hanya sebagai penumpang, jadi tidak tahu rasanya mengemudikannya,” ungkapnya.
Dengan perjalanan yang sukses dan pengalaman yang berharga, Ganjar melanjutkan kegiatan acara dengan semangat yang tinggi. Mobil klasik Fatmawati telah menjadi saksi sejarah yang mengantar Ganjar Pranowo ke tempat acara tersebut, menambah keunikan dan makna dari momen yang bersejarah ini. (hdl)