Surabaya (pilar.id) – Princetta Nadja, seorang mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR), mewujudkan impian studi internasionalnya di Selandia Baru berkat beasiswa IISMA Kemdikburistek. Universitas Auckland menjadi destinasi pilihannya, di mana Nadja memilih jurusan Communications and Sociology, mendapat inspirasi dari dorongan IISMA untuk mengambil jurusan yang tidak linear.
“Melalui program IISMA, aku dapat mengeksplorasi hal-hal baru di luar bidangku. Aku sangat menyukai komunikasi dan sosiologi,” ungkap Nadja.
Selama tinggal di Selandia Baru, Nadja meresapi banyak tentang budaya well-being yang sangat diutamakan oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang adalah kunci utama kehidupan yang baik.
Salah satu contohnya adalah penyelenggaraan acara Wellness Week di kampus, di mana mahasiswa dapat mengikuti kelas memasak atau melukis untuk mengatasi penat dan stres akademis.
“Di sini aku menyadari bahwa manusia bukan hanya mesin ekonomi. Kadang-kadang, terlalu produktif dapat mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Toxic productivity jarang terjadi di sini,” jelasnya.
Nadja juga berbagi pengalaman saat menggarap paper sosiologi, di mana ia mengalami kendala dan harus meminta perpanjangan waktu. Kejutan datang ketika profesornya tidak hanya menawarkan bantuan, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan kelonggaran waktu tanpa memengaruhi nilai.
“Profesor saya peduli dengan kesejahteraan mahasiswa. Dari sana, aku termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan lebih baik, sesuatu yang langka kurasakan di Indonesia,” ujarnya.
Selama masa studinya, Nadja aktif terlibat dalam klub volunteer universitas, terlibat dalam kegiatan menanam pohon, membersihkan pantai, dan mengikuti panel feminisme interseksional. Menurutnya, pengalaman ini tidak hanya memperkaya kehidupan mahasiswa internasional, tetapi juga memungkinkannya untuk kembali memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai dengan passion-nya.
“Selandia Baru sangat saya sukai, terutama keindahan alamnya. Melalui program volunteer, aku bisa kembali berkontribusi sesuai dengan passionku dan bertemu orang-orang dengan passion serupa,” tutup Nadja. (ipl/ted)