Jakarta (pilar.id) – Pemerintah Indonesia menetapkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi naik per 3 September 2022.
Kenaikan tersebut dianggap anggota DPR RI Daniel Johan merupakan kebijakan pemerintah yang anomali.
“Inilah kebijakan yang anomali, yang membuat rakyat semakin susah hidupnya, kenaikan harga bbm subsidi akan menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok merangkak naik karena biaya logistik akan meningkat, akan menyebabkan inflasi,” ungkapnya kepada pilar.id, Minggu (4/9/2022).
Sementara negara, dijelaskan Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu belum selesai urusan soal pandemi sehingga rakyat banyak yang belum kembali bekerja pulih 100 persen.
“Sekarang harus dibebani dengan naiknya BBM yang merupakan kebutuhan esensial masyarakat,” tuturnya.
Jika dilihat, diakui Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu saat ini trend harga minyak dunia semakin menurun.
“Kenapa justru kita ambil langkah sebaliknya. Kita menolak kenaikan BBM, kita harus punya sense of crisis terhadap kondisi rakyat,” harapnya.
Daniel Johan menambahkan banyak hal yang masih bisa dilakukan pemerintah seperti kenapa harus membeli BBM dari Singapura dan tidak mengalihkan ke Rusia yang jauh lebih murah.
“Termasuk lakukan audit investigasi kepada pertamina sehingga rakyat tahu pasti tidak ada pemborosan dan salah kelola yang menimbulkan beban berat bagi APBN,” tutupnya. (din)