Yogyakarata (pilar.id) – Situs Cepuri Parangkusumo merupakan kompleks bangunan yang menghadap ke Pantai Selatan. Bangunan dari Situs Cepuri Parangkusumo ini, didominasi warna putih.
Dimana, lokasi Situs Cepuri Parangkusumo dikelilingi oleh pagar yang juga didominasi oleh warna putih. Lokasi dari Situs Cepuri Parangkusumo ada di sisi utara Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul.
Situs Cepuri Parangkusumo ini, oleh masyarakat sekitar dikenal sebagai tempat sakral. Tak hanya itu, situs ini juga banyak dikunjungi oleh para peziarah.
Kesakralan dari Situs Cepuri Parangkusumo ini, tidak bisa lepas dari semua kisah yang hidup di balik bangunan putih ini. Sebab, legenda mengatakan bahwa situs Cepuri ini menjadi titik temu antara dua penguasa di Kerajaan Mataram.
Di dalam Situs Cepuri Parangkusumo terdapat dua buah batu gilang yang dipercaya menjadi tempat pertemuan antara pendiri kerajaan Mataram, Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati dan penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Dua batu gilang ini terdiri dari batu berukuran besar di sisi utara yang disebut batu hitam Selo Agung dimana menjadi tempat duduk Panembahan Senopati dan batu berukuran kecil di sisi selatan bernama Selo Sengker milik Ratu Kidul.
Memiliki luas kurang lebih 80 meter persegi yang dikelilingi pagar tembok, tempat ini menjadi saksi kontrak perkawinan politik antara Panembahan Senopati dan Ratu Pantai Selatan. Menurut sejarah, Panembahan Senopati ingin menjadi Raja Mataram, ia kemudian bertapa di Cepuri tersebut.
Saat tengah bertapa, ia bertemu Ratu Kidul yang berjanji bakal mewujudkan mimpinya sekaligus menjaga ketentraman rakyat Mataram secara turun temurun.
Ratu Kidul kemudian mengajak Panembahan Senopati ke dasar samudera, istana miliknya. Karenanya, Cepuri Parangkusumo juga disebut-sebut sebagai gerbang menuju Kraton Kidul.
Sejak saat itu, menjadi awal kisah kontrak politik pernikahan spiritual Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati sampai akhirnya diteruskan oleh raja-raja Mataram khususnya Kasultanan Ngayogyakarta hingga sekarang.
Kompleks Cepuri juga digunakan sebagai bagian ritual upacara adat tradisi Labuhan Kraton Ngayogyakarta setiap 30 Rajab sebelum dihanyutkan ke tengah pantai.
Selain itu, di sisi utara Cepuri Parangkusumo terdapat hamparan batu karang memanjang berwarna kecoklatan seperti ular raksasa. Dikatakan, batu karang ini merupakan batuan dari aliran magma yang mengeras bernama Cepuri Parang Anom. (riz/fat)