Jakarta (pilar.id) – Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri selalu berupaya mengoptimalkan pemanfaatan data nomor induk kependudukan (NIK) dalam layanan BPJS Kesehatan, khususnya terkait dengan kepesertaan.
“Sebab NIK ini penting sekali. Dukcapil terus mendorong seluruh penduduk 271 juta semuanya sudah punya NIK. Ini untuk memudahkan dalam semua pelayanan publik, termasuk BPJS Kesehatan,” kata Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh, Sabtu (22/1/2022).
Zudan merasa senang sekali karena BPJS Kesehatan tercatat sebagai user yang terbesar aksesnya ke data warehouse Dukcapil.
“Saya berterima kasih BPJSKes memang mitra generasi pertama Dukcapil. Era integrasi data kita awali tahun 2013 dan BPJS Kesehatan bersama 9 lembaga lain menjadi institusi pertama yang percaya dengan data Dukcapil,” ungkap Dirjen Zudan.
Pada kesempatan itu, Zudan berpesan kepada para operator BPJS Kesehatan dan masyarakat supaya sukses verifikasi kepesertaan, jangan sampai salah meng-input NIK yang terdiri 16 digit.
“NIK yang tidak ditemukan biasanya karena kurang input hanya 15 digit, atau salah ketik. Jadi saat memasukkan input NIK harus benar,” pesan Zudan.
Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron menyatakan, NIK merupakan lompatan yang luar biasa bagi efektivitas layanan BPJS Kesehatan.
“Kalau setiap penduduk sudah teridentifikasi punya NIK, dan BPJS Kesehatan memanfaatkan data Dukcapil ini sesuatu yang luar biasa,” kata Ali.
Bahkan lebih jauh, kata Ghufron, BPJS Kesehatan sedang fokus meningkatkan kerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri untuk menjadikan NIK sebagai nomor kepesertaan BPJS Kesehatan.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama yang lebih intensif, NIK akan menggantikan nomor kepesertaan BPJS Kesehatan,” pungkasnya. (her/hdl)