Jakarta (pilar.id) – Berbagai cara dilakukan oleh para mahasiswa peserta demonstrasi untuk bisa sampai di lokasi aksi di Kompleks Gedung DPR/MPR RI. Mulai dari jalan kaki, naik angkot juga ada yang lebih memilih untuk menaiki moda transportasi kereta api.
Pilihan ini dilakukan oleh rombongan mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dengan tujuan turun di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Langkah ini mereka lakukan untuk megnhindari kemungkinan diputarabalikkan aprata kepolisian.
“Supaya tidak disuruh putar arah sana Pak Polisi,” kata salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) pada Pilar.id ketika turun dari KRL di Stasiun Palmerahm Senin (11/4/2022).
Terpantau di sekitaran Stasiun Palmerah, ratusan mahasiswa berdatangan menuju depan gedung DPR RI menggunakan almamater masing-masing universitas.
Namun demikian, banyak juga mahasiswa yang tidak menggunakan almamater kampusnya. Salah satu alasan mereka tidak menggunakan almamater adalah untuk menghindari pemeriksaan petugas.
Adapun, lalu lintas di sekitar Stasiun Palmerah terpantau lancar. Tidak ada kemacetan, hanya terlihat beberapa kali lalu lalang mobil dan motor milik kepelolisian.
Diketahui, Aksi demonstrasi mahasiswa di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin (11/4/2022), pindah ke sekitaran gedung DPR, dari sebelumnya direncanakan di depan Istana Negara. Ada empat tuntutan BEM SI dalam demonstrasi hari ini.
Seperti dikutip dari akun Instagram BEM SI, tuntutan pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
Kedua, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah sejal 28 Maret 2022 hingga 11 April 2022.
Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
Keempat, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
“Kami ada dan terus berlipat ganda. Panjang Umur Perjuangan! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Perempuan Indonesia!” tertanda Koodinator Media BEM SI 2022 Luthti Yufrizal. (her/fat)