Pontianak (pilar.id) – Pelabuhan Pontianak Terminal Kijing merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilakukan pemancangan tiang dermaga pertama pada 2018 lalu.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, meresmikan Pelabuhan Internasional yang dulunya bernama Pelabuhan Internasional Kijing menjadi Pelabuhan Pontianak.
Pelabuhan dibangun dengan waktu sekitar 4 tahun yang terletak di Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat itu diresmikan Jokowi dengan menggunakan nama Pelabuhan Pontianak.
Sebelumnya, masyarakat saat mengetahui nama pelabuhan Internasional Kijing itu diganti oleh Pemerintah Pusat menjadi Pelabuhan Pontianak langsung bereaksi dan memprotes akan nama yang telah diketahui bernama Pelabuhan Internasional Kijing itu.
Mengetahui adanya pergolakan perubahan nama pelabuhan, orang nomor satu di Indonesia lantas memberikan pernyataannya.
“Nama pelabuhan jika ingin dirubah silahkan diajukan ke Presiden, aspirasi yang ada kami tampung,” tegas Jokowi usai meresmikan Pelabuhan Pontianak, Selasa (9/8/2022).
Pelabuhan Pontianak ini dipastikan dapat menjadi simpul kemajuan ekonomi Kalbar dan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia sesuai yang dicanangkan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
“Pelabuhan ini akan memiliki kekuatan besar akan alumina dan produk lainnya. Serta memiliki kapasitas 500.000 IUS dan 8 Juta non Peti Kemas,” katanya.
Dijelaskannya Pelabuhan dengan pelabuhan terbesar se-Kalimantan itu menjadi daya tarik investasi yang besar bagi Kalbar dan kawasan sekitar.
“Jangan sampai tidak memperbaiki ekonomi antar pulau,” paparnya.
Pembangunan Terminal Kijing pada tahap I meliputi terminal peti kemas di sisi laut seluas 1000 meter x 100 meter, lapangan operasional di sisi darat, serta jalan penghubung sepanjang sekitar 3,5 kilometer. Terminal peti kemas yang sedang dibangun ini nantinya mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta TEUs setahun.
Kapasitas terminal cair mencapai 12,1 juta ton per tahun, dan kapasitas curah kering 15 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas terminal serbaguna sebesar 1 juta ton per tahun. (din)