Cilacap (pilar.id) – Warga Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah makin sumringah. Karena di daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Pangadaran, Jawa Barat ini telah menerima bantuan program jambanisasi dari Pemerintah Provinsi Jateng.
“Terima kasih kepada Pemprov Jateng umumnya dan khususnya kepada pak Gubernur (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo) atas bantuan jambanisasi kepada KPM (keluarga penerima manfaat) sekitar 46 KK,” kata Kepala Desa Rawaapu Bambang Wiyantoro di desanya, Kamis (21/7/2022).
Dikatakan, bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng kepada masyarakat, kendati mereka berada di daerah perbatasan paling barat, yaitu perbatasan Jawa Tengah dengan Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
Program jambanisasi merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jatenguntuk mengurangi tindakan Buang Air Besar (BAB) sembarangan atau Open Defecation Free. Bantuan jambanisasi itu juga turut berkontribusi mengubah perilaku BAB masyarakat setempat. Sebab, dari pantauannya, sebelum ada bantuan jambanisasi, warga BAB sembarangan di bantaran sungai.
“Sebelum adanya bantuan, BAB di becak (sejenis bangunan dari kayu di pinggir sungai untuk BAB). Sekarang hampir sudah tak terlihat lagi orang yang BAB sembarangan. Kita juga sudah canangkan bebas BAB sembarangan,” ucap Bambang.
Slamet Nurohman warga Dusun Cikadim Desa Rawaapu mengaku sebelum ada bantuan jamban, warga BAB di sungai. Bila malam hari, warga biasanya ke sungai bersama anggota keluarga lain. Mengingat mereka takut bila sendirian. “Karena takut, gelap, licin. Terutama, takut ada ular. Di kampung biasanya banyak ular,” tutur Slamet.
Kini setelah ada bantuan jamban, dia dan keluarga tak perlu lagi BAB di sungai. Keluarganya juga tak lagi khawatir BAB setiap saat di rumah. “Sekarang lebih enakan. Enggak perlu ke mana-mana. Tenang di rumah, enggak kehujanan. Sudah nyamanlah intinya,” ucap pria pembuat gula aren, di rumahnya.
Penerima bantuan jamban lain di Desa Mulyadadi, Kecamatan Cipari, Cilacap, Nasihatun, bahkan mengenang sebelum mendapat bantuan, dia terpaksa BAB di rumah tetangga berjarak sekitar 50 meter.
Bila malam hari tiba ketika itu, dia bersama anggota keluarga terpaksa menahan BAB mengingat mereka tak enak jika harus menumpang ke tetangga. Hal itu berlangsung sejak 10 tahun, dan baru berakhir setelah mendapatkan jamban.”Numpang terus kan lama-lama enggak enak. Kalau malam mau numpang (BAB) ya malu,” kata Nasihatun.
Kepala Desa Mulyadadi, Ghoyzin Asyururi mengatakan, di tempatnya terdapat 152 unit jamban diterima warganya pada 2019. Setelah menerima bantuan, warga kian tertib BAB.
Data Dinkes Jateng tercatat bansos stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 sampai sekarang, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban.
Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon, bahkan Pemprov Jateng juga akan membagikan 7.181 ribu paket jamban gratis pada 2022. (hdl)