Blitar (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi menutup Rapat Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI Jawa Timur) yang diselenggarakan di Auditorium Perpusnas Bung Karno. Acara ini memiliki makna khusus karena dilaksanakan dalam Bulan Bung Karno yang diperingati setiap bulan Juni.
Acara tersebut juga menjadi ajang silaturahmi antara Gubernur Khofifah dengan pimpinan organisasi mahasiswa yang tergabung dalam ‘Cipayung Plus’. Cipayung Plus adalah gabungan tujuh organisasi kemahasiswaan, yaitu GMNI, HMI, PMII, IMM, PMKRI, GMKI, KAMMI, dan SEMMI.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah juga melakukan ziarah ke makam Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, di Blitar. Dalam ziarah tersebut, Gubernur Khofifah meletakkan bunga dan berdoa bersama untuk mengenang jasa dan perjuangan Bung Karno bagi Bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah berharap momentum ini dapat menghidupkan semangat nasionalisme dan semangat kebangsaan yang diperjuangkan oleh Presiden pertama RI, Bung Karno. Dengan mengusung tema ‘Aktualisasi Tri Sakti Bung Karno dalam Gerakan GMNI Jawa Timur’, ia mengungkapkan gagasan Bung Karno mengenai Trisakti sebagai dasar karakter bangsa pada awal kemerdekaan.
“Ketika kita berbicara tentang pemikiran-pemikiran besar Bung Karno, baiknya kita bersama-sama mengunjungi Makam Bung Karno untuk mengingat posisi kita di Jawa Timur,” kata Gubernur Khofifah.
Kepada para pimpinan organisasi kemahasiswaan, Khofifah sebagai Mantan Menteri Sosial, memberikan pesan agar mereka dapat mengasah diri dan menjadi negarawan sejati.
“Saat ini, tidaklah mudah menemukan negarawan meskipun banyak pemimpin berasal dari politisi. Namun, politisi belum tentu negarawan. Jadilah negarawan. Ketika Anda memimpin negeri ini, Anda seharusnya menjadi sosok negarawan,” tegasnya.
“Ikutlah dalam stratifikasi sosial dan budaya yang ada. Karena kita berada di Jawa Timur saat ini, bawalah budaya Jawa Timur, yaitu Budaya Majapahit. Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita bangun moderasi, toleransi, dan kerukunan antar warga bangsa,” lanjutnya.
Gubernur Khofifah berharap bahwa momen kebersamaan seperti ini, di mana pimpinan Cipayung Plus berkumpul, dapat menciptakan kemitraan harmonis yang baik. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam menyelesaikan masalah bangsa.
“Kolaborasi dan sinergi yang kuat menjadi bagian penting dalam membangun negeri ini,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga mengajak para mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep Trisakti dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045 di masa depan.
“Jadi, apa yang digagas oleh Bung Karno menjadi dasar karakter bangsa yang berdaulat secara politik. Bagaimana kita akan mewujudkan kemandirian ekonomi dan identitas sosial budaya kita,” jelas Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah menambahkan bahwa saat ini Indonesia telah mencapai tahap revolusi fisik dan tahap kelangsungan hidup. Menurut Bung Karno, saat ini Indonesia berada pada tahap investasi, yaitu tahap menanamkan modal dalam berbagai aspek. Gubernur Khofifah menegaskan bahwa tugas kita adalah menginvestasikan keterampilan manusia, modal material, dan modal mental.
Tugas ini tidaklah mudah, terutama karena Indonesia memiliki target untuk menjadi Indonesia Emas 2045. Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa anggota Cipayung Plus saat itu berada pada usia puncak pembangunan negara di pos-pos strategis dalam profesi masing-masing. Namun, yang lebih penting adalah investasi mental. Investasi keterampilan dan modal tidak akan menjadi dasar persatuan dan kemakmuran bersama tanpa didasari oleh investasi mental.
Di hadapan ratusan peserta dari organisasi mahasiswa tersebut, Gubernur Khofifah mengutip contoh pahlawan nasional yang telah berkarya sejak usia muda. Salah satunya adalah Presiden pertama RI, Soekarno, yang mendirikan partai PNI pada usia 26 tahun. Selain itu, Wakil Presiden pertama RI, Bung Hatta, pada usia 24 tahun menggerakkan Perhimpunan Indonesia di Den Haag, pusat kolonialisme saat itu.
“Jadi, bagi Anda yang berusia 20 tahun saat ini, dalam 25 tahun ke depan, Anda akan menjadi pemangku kepentingan dan pemimpin negeri ini,” jelasnya.
Gubernur Khofifah juga mengajak generasi muda untuk membangun persatuan dalam keberagaman di Indonesia. Keberagaman tersebut harus dibangun dengan damai dan saling bergandengan tangan.
“Bergandengan tangan adalah salah satu kunci bagaimana negara ini setara dengan negara-negara lain di dunia dan bagaimana negara ini dapat terus berkembang,” pungkasnya.
Khofifah menambahkan bahwa sesuai dengan program Indonesia Emas 2045 yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, generasi muda diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik dengan memanfaatkan bonus demografi sebagai modal penting dalam membangun Indonesia menuju 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045.
Menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh pada tanggal 29 Juni mendatang, Gubernur Khofifah mengajak masyarakat untuk menyediakan hadiah terbaik dengan memanfaatkan bonus demografi.
“Banyak negara-negara yang sudah mengalami bonus demografi namun terjebak. Oleh karena itu, Indonesia harus siap. Bonus demografi harus menjadi pintu pembuka untuk kemajuan dan kehebatan baru,” tutupnya. (hdl)