Jakarta (pilar.id) – Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, kursi calon wakil presiden (cawapres) sangat menentukan kemenangan dalam pemilu 2024 mendatang. Pasalnya, 5 kandidat calon presiden (capres) potensial belum mengantongi 30 persen suara.
“Semua capres yang potensial tadi belum melewati angka 30 persen. Sehingga sebenarnya fungsi dari cawapres ini untuk konteks sekarang masih sangat dibutuhkan,” kata Ardian, di Jakarta, Selasa (8/2/2023).
Ardian mengumpamakan pada saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin maju sebagai capres pada periode pertama, tahun 2004. Saat itu, ia membutuhkan Muhammad Jusuf Kalla untuk mendongkrak suaranya. Namun, SBY tak lagi membutuhkan pendongkrak suara pada pemilu 2009, karena sudah memiliki power yang cukup.
“Kalau capresnya tidak terlalu kuat, cawapresnya bisa menjadi ideal untuk menambah elektabilitas. Sama seperti misalnya di tahun pertama Pak SBY,” kata Ardian.
Secara umum, lanjut Ardian, saat terdapat 5 capres yang memiliki popularitas. Namun, popularitas tersebut dibedakan dari segi kapasitas. Dari sisi elektabilitas, terdapat 3 capres potensial, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
“Tiga orang ini populer secara elektabilitas,” kata Ardian.
Namun, lanjut dia, sistem pencalonan presiden di Indonesia harus melibatkan partai. Karena itu, partai juga memiliki sisi popularitas yang lain. Partai memiliki tiket untuk mengusung capres.
“Dan dari tiket ini, kita melihat Puan, karena PDIP juga sudah lebih dari 20 persen. Kemudian Airlangga, dengan KIB-nya itu sendiri, ya,” kata Ardian.
PDI Perjuangan, lanjut Ardian, memang memiliki 2 tokoh populer. Ganjar memiliki tingkat kepopuleran dari segi elektabilitas yang tinggi, sementara Puan mengantongi tiket. Hal ini akan menjadi pertimbangan yang sangat mendasar bagi partai berlambang banteng tersebut.
“Apakah memang elektabilitas yang dimiliki partai itu sudah cukup atau belum. Kalau belum, berarti dia harus menaikkan suara capresnya. Tapi kalau sudah dianggap cukup, tinggal kepentingan kedua yang dia dimajukan. Bisa Puan dan seterusnya,” kata Ardian. (ach/din)