Banyuasin (pilar.id) – Sebuah kebakaran hebat terjadi di wilayah Kampung Nelayan, Desa Sungsang 11, Kecamatan Banyuasin II, Banyuasin, Sumatera Selatan pada Sabtu (2/4/2022) petang. Kebakaran yang diduga bermula dari kebocoran kompor gas ini menghancurkan lebih dari 30 rumah di wilayah tersebut.
Rumah-rumah tersebut, menurut Camat Banyuasin II, Salinan, di Sungsang, Minggu (3/4/2022), kondisinya hancur terbakar hingga nyaris rata dengan tanah akibat kebakaran tersebut.
Selain itu pihak kecamatan dan warga juga mencatat beberapa infrastruktur seperti jembatan penghubung kecil, gedung sarang walet dan fasilitas umum lainnya juga mengalami kerusakan.
Salinan menjelaskan dalam laporannya, kebakaran tersebut diduga berasal dari kompor gas di salah satu tempat penjual makanan gorengan yang menyambar jerigen berisikan bahan bakar minyak (BBM), pada Sabtu petang sekitar pukul 18.45 WIB.
Warga yang melihat kejadian tersebut sempat berusaha memadamkan api di jerigen. Tapi nahasnya, jerigen tersebut terdorong hingga isi BBM nya tumpah ke jalan lalu api semakin membesar menyambar rumah warga lain.
“Kendati demikian informasi penyebab kebakaran tersebut belum dapat dipastikan lantaran masih diselidiki lebih lanjut oleh aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Sungsang dan Polres Banyuasin,” kata dia dalam laporan tertulisnya.
Sementara itu, Kepala Polsek Sungsang Iptu Bambang Wiyono mengatakan, saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut sekaligus tengah berupaya membantu masyarakat untuk membersihkan puing kebakaran bersama aparat TNI, perangkat desa dan kecamatan setempat.
Menurutnya, api kebakaran baru berhasil dipadamkan tiga jam dari awal kejadian atau sekitar pukul 21.00 WIB. Pemadaman tersebut dilakukan secara gotong royong bersama warga setempat berbekal peralatan sederhana.
Kejadian tersebut mengakibatkan sekitar 26 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal yang sementara ini telah diungsikan ke posko penampungan ataupun ke rumah kerabat, sebanyak dua orang mengalami luka-luka mendapatkan perawatan medis dan mencatat nilai kerugian ditaksir mencapai Rp3,5 miliar. (fat/antara)