Moskow (pilar.id) – Konflik antara Rusia dan Ukraina akhirnya menuju titik kulminasinya. Perseteruan pun mulai beralih ke adu senjata. Bermula dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memberikan izin untuk melangsungkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina pada Kamis dini hari.
Melalui pernyataan yang disiarkan stasiun TV Pemerintah Rusia itu, Putin meminta agar Ukraina menjatuhkan senjata dan pulang ke rumah. Putin berdalih bahwa Rusia tidak mempunyai pilihan selain membentengi diri terhadap apa yang disebutnya sebagai ancaman dari Ukraina modern.
Padukan Rusia pun bergerak cepat. Setelah mendapatkan izin melakukan operasi militer, Rusia bersama dengan Belarus langsung melancarkan serangan. Hal ini dikonfirmasi oleh pihak Ukraina yang menyatakan tentaranya diserang dari Belarus serta dari Rusia Kamis, sekitar pukul 5 pagi waktu setempat.
Serangan juga diluncurkan dari Krimea, wilayah yang dicaplok Rusia, menurut dinas penjaga perbatasan Ukraina.
Pihaknya mengatakan bahwa serangan terhadap unit penjaga perbatasan dan pos pemeriksaan sedang berlangsung dengan menggunakan artileri, perangkat keras militer dan senjata kecil lainnya di sejumlah wilayah Ukraina seperti Luhansk, Sumy, Kharkiv, Chernihiv dan Zhytomyr.
Putin menegaskan Rusia akan langsung merespons jika ada pasukan asing yang berupaya menghalangi aksinya. Dia juga mengatakan bahwa Moskow akan berusaha melakukan de-militerisasi dan ‘de-Nazi-fikasi’ Ukraina.
Pernyataan Putin itu muncul setelah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Rusia telah menempatkan hampir 150.000 tentara di dekat Ukraina dan setelah kelompok separatis pro-Rusia meminta bantuan militer kepadanya untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai agresi Ukraina yang semakin berkembang.
Mendapatkan serangan militer dari Rusia, pihak Ukraina langsung mengeluarkan kebijakan untuk menutup wilayah udaranya dari penerbangan sipil karena ada “risiko tinggi” dalam keselamatan.
Badan pengatur penerbangan Eropa juga memperingatkan bahaya terbang di atas perbatasan Rusia dan Belarus karena ada aktivitas militer di sana. Badan pengatur lalu lintas udara Ukraina mengatakan di lamannya wilayah udara negara itu ditutup untuk penerbangan sipil mulai Kamis pukul 00.45 GMT (07.45 WIB) dan layanan lalu lintas udara juga telah ditangguhkan.
Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EAS) mengatakan wilayah udara di Rusia dan Belarus dalam radius 185 km dari perbatasan mereka dengan Ukraina juga dapat menimbulkan ancaman keselamatan bagi maskapai penerbangan.
“Secara khusus, ada risiko menjadi target, baik sengaja maupun karena salah mengenali pesawat sipil,” kata badan tersebut dalam sebuah buletin.
“Keberadaan dan kemungkinan penggunaan sistem perang darat dan udara menimbulkan risiko TINGGI bagi penerbangan sipil yang beroperasi pada semua ketinggian dan level penerbangan.”
Industri penerbangan telah meningkatkan kewaspadaan pada risiko konflik bagi penerbangan sipil sejak pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina timur pada 2014.
EASA mengatakan Menteri Pertahanan Rusia telah mengirimkan pesan darurat kepada Ukraina, memperingatkan adanya risiko tinggi bagi keselamatan penerbangan akibat penggunaan senjata dan peralatan militer mulai Kamis 00.45 GMT dan meminta pengatur lalu lintas udara Ukraina untuk menghentikan penerbangan.
Situs-situs pelacakan penerbangan menunjukkan lalu lintas udara yang ramai di bagian utara dan barat Ukraina pada pagi hari.
Pesawat El Al yang terbang dari Tel Aviv ke Toronto memutar balik secara mendadak di luar wilayah udara Ukraina saat penutupan dimulai, menurut situs FlightRadar24. Penerbangan LOT Polish Airlines dari Warsawa ke Kiev juga berputar balik ke Warsawa pada waktu yang sama.
Beberapa jam sebelumnya, Safe Airspace, yang dibentuk untuk memberikan informasi zona konflik setelah insiden MH17, mengatakan telah meningkatkan level risiko bagi seluruh Ukraina menjadi “jangan terbang”. Mereka juga memperingatkan kemungkinan serangan siber pada pengatur lalu lintas Ukraina.
Rusia juga telah menutup sejumlah wilayah udara di sektor Rostov hingga ke timur perbatasannya dengan Ukraina “dalam rangka memberikan keselamatan” bagi penerbangan sipil, menurut pemberitahuan kepada para penerbang.
Sebelumnya, Amerika Serikat, Italia, Kanada, Prancis dan Inggris telah meminta maskapai mereka untuk menghindari wilayah udara tertentu di atas Ukraina timur dan Krimea.
Lufthansa Jerman menangguhkan penerbangan ke Ukraina mulai Senin (21/2/2022), menyusul KLM yang sudah menunda penerbangannya. (lin/fat/antara)