Jakarta (pilar.id) – Pemerintah akan mengambil langkah tegas atas terjadinya pembongkaran tempat tinggal sementara Presiden Sukarno di Padang, Sumatera Barat. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Kamis (16/2/2023).
Disampaikan, Kemendikbudristek akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat guna mencari solusi terbaik.
“Kami tengah mempertimbangkan langkah hukum serta berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya,” kata Nadiem dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai sebuah bangunan bersejarah, rumah singgah Bung Karno juga ditetapkan sebagai cagar budaya lewat SK Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Padang Nomor 3 Tahun 1998.
Dalam Undang-Undang no 11 tahun 2010 juga dijelaskan, pemilik atau pihak yang menguasai sebuah bangunan cagar budaya bertanggung jawab akan kelestariannya. Dan menurut UU ini pula, bangunan cagar budaya merupakan tugas dan wewenang pemerintah kabupaten atau kota.
Artinya, jelas Nadiem, aksi membongkar bangunan ini merupakan tindakan melawan hukum. Karena sudah dijelaskan dalam pasal 10, setiap orang yang dengan sengaja merusak cagar budaya dapat dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama 15 tahun.
“Kami mendorong semua pihak untuk melestarikan bangunan cagar budaya dan menjaga memori kolektif sejarah bangsa,” tandas Nadiem.
Rumah Ema Idham
Bangunan yang kini tinggal kenangan ini dikenal dengan sebutan Rumah Ema Idham. Dulu, di tahun 1942, rumah ini pernah dipergunakan sebagai rumah tinggal sementara Bung Karno.
Ia sempat tinggal di rumah di Jalan Ahmad Yani 12, Kelurahan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat ini ketika akan dibuang sekutu Belanda ke luar negeri. Dan selama tinggal, ia tetap menghimpun kekuatan, khususnya kelompok muda, untuk bergerak melawan penjajah.
Sayang, minggu lalu rumah yang didirikan pada 1930 ini sudah dirobohkan. Padahal di rumah ini, sebuah nukilan sejarah perjuangan merebut kemerdekaan terjadi.
Di tempat ini Sukarno tinggal sementara gara-gara kapal laut yang sedianyan akan mengangkut ke luar negeri tiba-tiba ngadat di pelabuhan. Di tempat ini pula ia menebar semangat kebangsaan dan pentingnya menjadi bangsa yang merdeka, jauh dari penindasan dan penjajahan. (hdl)