Surabaya (pilar.id) – Melihat belum adanya komunitas yang berfokus pada publik speaking yang gratis di Surabaya. Membuat dua pemuda, yaitu Octian Anugerah dengan temannya bernama Opian. Berinisiatif mendirikan sebuah komunitas yang arus utamanya pada Publik Speaking. Akhirnya terbentuklah komunitas bernama Sing Your Mind di tahun 2016.
Seperti yang diceritakan Octian yang merupakan salah satu founder dari Sing Your Mind, jika kegiatan serupa sudah ada, namun berbentuk lembaga.
” Di Surabaya ada yang fokus di publik speaking, tapi mereka sebuah lembaga dan perbayar. Sedang, kami inginnya yang tidak perlu bayar. Maka kita buat komunitas Sing Your Mind ini,” jelas Tian nama panggilannya.
Tian bercerita, jika diawal berdirinya komunitas tersebut, dirinya memanfaatkan pekerjaannya dulu sebagai penyiar Radio di Surabaya, dengan membuat kelas Radio yang pesertanya terdiri dari 5 sampai 6 orang. Namun seiring berjalan waktu, semakin banyak yang tertarik dengan komunitasnya. Pada akhirnya dibukalah kelas publik speaking dengan batasan peserta 30 orang
“Hampir seluruh Radio di Surabaya sudah kami kunjungi, biasanya dulu yang menyampaikan materi dari radionya sendiri, bukan sepenuhnya dari kami,” ujar lulusan jurusan Hukum di Perguruan Tinggi Malang ini.
Dalam sistemnya, Tian menjelaskan jika ada perbedaan sebelum pandemi dan saat pandemi seperti saat ini. Sebelum pandemi, Sing Your Mind akan membuka open recruitment, interview peserta, membuat kelas selama 4 bulan maksimal peserta 30 orang, setelah itu akan ada magang namun tak bersifat wajib.
“Setelah magang, akan ada 1 atau 2 orang yang kami tarik untuk jadi panitia pada pembukaan Sing Your Mind berikutnya. Seterusnya begitu, jadi akan terus berganti. Kita sebut Internship, jadi tak ada pengurus tetap, hanya ada saya dan Ian,” jabarnya.
Namun saat pandemi, kini kelas tersebut tak ada lagi. Tetapi peserta yang mendaftar tetap melewati proses interview dan magang selama 4 bulan. Tahap interview bagi Tian penting, karena perlu keseriusan dalam mengikuti Sing Your Mind ini.
“Ketika peserta jawab, ikut komunitas ini karena mengisi waktu luang, biasanya tidak kita loloskan. Saat ini mereka magang, statusnya masih baru banget, belajar dari basic, maka perlu adanya keseriusan,” ucapnya.
Meski sempat vakum satu tahun, semenjak pandemi masuk ke Indonesia. Namun di tahun 2021, Sing Your Mind mencoba beradaptasi, dengan menjalankan segala kegiatan, baik rapat, interview ataupun lainnya secara virtual.
“Dulu kita buat kelas-kelas offline, sekarang kita lebih sering membuat webinar di Live Instragam, terkadang YouTube dan buat konten saat kita berkunjung ke media-media, biasanya membahas tips publik speaking, serta membuat iklan endorsment,” sebut Tian yang juga mengajar di salah satu perguruan tinggi di Surabaya ini.
Meski dalam mendirikan komunitas ini tak menghasilkan secara finansial, namun bagi Tian, jaringan yang dibentuk dari bertemu orang-orang baru lebih penting dari sebuah angka rupiah.
“Saya bertemu dengan banyak orang disini, saya bisa mendapat pekerjaan dari mereka, seperti diminta mengisi materi, mc dan lainnya, hingga saat ini saya jadi pengajar di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, semua itu berkat jaringan. Jaringan itu yang penting bagi saya,” jelas Tian yang juga bekerja di lembaga pemerintah ini.
Kedepan, Sing Your Mind berencana sedikit demi sedikit kegiatannya akan dilakukan secara tatap muka. Seperti mengajak anak magang untuk kunjungan ke media lagi.
“Dalam waktu dekat ini, kita belum berani mengadakan kelas offline, tetapi kita akan mulai dengan kunjungan media bagi anak magang maksimal 10 orang,” targetnya.
Adanya teman-teman yang mengikuti Sing Your Mind, Tian berharap agar tak berhenti saat selesai mengikuti programnya. Namun bisa mendirikan komunitas serupa di lingkungan mereka.
“Ada beberapa teman, setelah mengikuti program kami, mereka buat konten sendiri atau buat komunitas serupa. Saya harap teman-teman yang lain bisa mengembangkan lagi dari ilmu yang sudah didapat dari Sing Your Mind,” tutup Tian. (jel)