Ciamis (pilar.id) – Kabupaten Ciamis, dikenal akan pesona alamnya yang beragam, dan salah satu yang menarik perhatian adalah Situ Lengkong Panjalu. Danau yang meliputi luas 57,95 hektar ini telah menjadi tujuan utama wisatawan karena daya tariknya yang unik, seperti wisata air, hutan lindung, dan warisan budaya yang terjaga.
Terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, sekitar 100 kilometer dari pusat Kota Bandung, Situ Lengkong Panjalu memiliki pulau kecil bernama Nusa Gede yang meliputi area seluas 9,25 hektar. Di Pulau Nusa Gede ini, terdapat hutan lindung yang juga menyimpan peninggalan sejarah kuno.
Menurut legenda, Pulau Nusa Gede dulunya merupakan pusat pemerintahan dari Kerajaan Panjalu dan juga berfungsi sebagai benteng pertahanan. Cerita yang berkembang, Panjalu adalah nama sebuah kadipaten yang ada di Sunda. Kerajaan ini berkembang dalam corak budaya Hindu yang sangat kuat.
Di pulau ini, juga terdapat makam Mbah Panjalu, seorang penyebar agama Islam. Hutan di pulau ini memiliki keanekaragaman dengan 307 pohon dari 30 jenis yang berbeda.
Sejarah mencatat bahwa Situ Lengkong Panjalu adalah hasil ciptaan leluhur pada zaman Kerajaan Hindu Panjalu. Legenda mengatakan bahwa pada awal abad ke-7, Raja Panjalu berkeinginan agar putra mahkotanya memiliki ilmu paling hebat dan sempurna.
Putra mahkota, bernama Borosngora, melakukan perjalanan ke Tanah Suci Mekah untuk mempelajari dan mendalami Agama Islam serta mengucapkan dua kalimat Syahadat.
Setelah belajar di Mekah, Borosngora kembali ke Panjalu dengan membawa air zamzam, pakaian kesultanan, dan pedang. Di Panjalu, tugasnya adalah memimpin kerajaan dan mengubahnya dari agama Hindu menjadi Islam, yang diikuti oleh seluruh rakyatnya. Air zamzam yang ia bawa diyakini menjadi cikal bakal danau yang dikenal dengan nama Situ Lengkong.
Tak hanya menghadirkan kisah legenda, Situ Lengkong juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitarnya. Dahulu, danau ini digunakan untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan ikan bagi warga setempat.
Sebagai bukti sejarah, Situ Lengkong menjadi tujuan wisatawan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Banyak foto bersejarah menampilkan nona-nona Belanda yang berkunjung ke Situ Lengkong pada tahun 1931.
Selain pesona alamnya, Situ Lengkong juga menjadi tempat ziarah bagi mereka yang ingin menghormati Makam Prabu Hariang Kancana (Raja Panjalu). Makam ini berada di tengah Pulau Nusa Gede. Keindahan danau ini menjadikannya surga bagi berbagai flora dan fauna yang menghuni kawasan Situ Lengkong.
Mengingat tingginya minat wisatawan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis telah berkolaborasi untuk merevitalisasi Situ Lengkong Panjalu agar menjadi destinasi yang lebih nyaman. Pada tahun 2023 ini, berbagai fasilitas tambahan sedang dibangun untuk meningkatkan pengalaman wisata para pengunjung. (hdl)