Jakarta (pilar.id) – Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan, sekitar 10-15 persen pernikahan sulit untuk mendapatkan keturunan atau hamil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses kehamilan, termasuk salah persepsi.
“Kalau orang mau hamil itu disangkanya, berhubungan suami istri sebanyak mungkin, terus-terusan. Padahal itu nggak benar!” kata Hasto, di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Mantan Bupati Kulon Progo ini menjelaskan, kalau ingin cepat hamil, pasangan suami-istri harus dalam kondisi normal sehat. Kemudian, pada saat dalam masa subur tidak boleh dilakukan secara terus menerus karena akan mempengaruhi kualitas sperma.
“Kan ada tuh manten baru, wow baru semangat-semangatnya tiap hari lembur terus, hubungan terus, saya jamin nggak hamil,” kata Hasto.
Menurut Hasto, sperma yang dipacu terus menerus dikeluarkan tiap hari dapat dipastikan kualitasnya tidak bagus. Padahal, kondisi sperma yang bagus dan istri sedang dalam masa subur menjadi syarat utama agar cepat memiliki keturunan.
“Dan ketemunya tidak terlalu sering. Jaraknya 2 atau 3 kali seminggu. Ini hubungan yang normal kalau mau hamil. Kalau tiap hari berarti sulit hamil, kalau seminggu sekali juga susah hamil,” jelas Hasto.
Perlu dicatat, lanjut Hasto, pada saat masa subur perempuan hanya menghasilkan 1 buah telur. Sementara, laki-laki menghasilkan sperma sebanyak 20 juta/cc. “Jadi ketemunya telur sama sperma yang banyak itu harus timingnya tepat,” kata dia.
Lalu bagaimana dengan pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja?
Menurut Hasto, kondisi perempuan yang terlalu capek dan stres berat belum tentu dapat melakukan ovulasi. Bahkan, telur tersebut gagal untuk berkembang karena depresi.
“Itu stres psikis ya, tapi ada juga stres fisik. Ada perempuan tapi atlet, sampai badannya jadi otot semua. Itu nggak ada lemaknya itu, akhirnya telurnya nggak bisa berkembang dengan baik,” jelas Hasto.
Sementara pada laki-laki, aktivitas fisik tidak begitu mempengaruhi kualitas sperma. Menurut Hasto, sperma rusak justru karena perokok dan peminum alkohol berat, termasuk hobi berendam di air panas.
“Intinya tidak sulit-sulit amat, asal kita tidak terlalu ekstrem dalam aktivitas. Cuma psikis laki-laki juga sangat berpengaruh, karena 60 persen suami itu libidonya turun karena stres, psikis, bukan karena fisik,” kata dia. (akh/din)