Jakarta (pilar.id) – Sebuah video yang menunjukkan sekelompok prajurit TNI melakukan apel keberangkatan di sebuah dermaga dalam konteks penugasan ke Palestina telah menjadi viral di media sosial.
Video ini diunggah oleh akun Tiktok @green_force90 dengan narasi ‘Jika harus Gugur, lebih baik Gugur di Tanah Palestina’.
Kemudian, video serupa dengan narasi ‘Pasukan Elit TNI Pasang Badan untuk Palestina’ juga mulai beredar.
Menyikapi dua video tersebut, Kapuspen TNI, Laksda TNI Julius Widjojono, dengan tegas membantah klaim dalam video tersebut.
“Video yang diunggah oleh akun Tiktok @green_force90 dan akun Tiktok @heritnm tidak benar. Video tersebut adalah rekaman penugasan Batalyon 712 Satgas Pamtas RI-PNG dan pasukan TNI yang terlibat dalam penjagaan perdamaian di Libanon,” ungkapnya.
Menurut Kapuspen TNI, penugasan prajurit TNI ke negara-negara yang sedang mengalami konflik bertujuan untuk menjaga perdamaian di bawah bendera PBB.
Pengiriman pasukan ini sesuai dengan semangat Pembukaan UUD 45 yang menekankan partisipasi Indonesia dalam menjaga ketertiban dunia serta menjunjung prinsip netralitas. “Indonesia menjalankan kebijakan netral dan politik luar negeri yang jelas, yaitu kebijakan bebas aktif,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kapuspen TNI menjelaskan tentang dua video yang dipertanyakan tersebut. “Video yang diunggah menggambarkan momen keberangkatan Yonif Raider 712/Wiratama di Dermaga Bitung, Sulawesi Utara, sebelum mereka bertugas dalam operasi pengamanan perbatasan RI-PNG pada November 2022. Mereka berjumlah sekitar 450 prajurit. Selain itu, video juga menampilkan Satgas Perdamaian Unifil di bawah naungan PBB yang bertugas di Libanon beberapa tahun yang lalu,” tegas Laksamana bintang dua ini.
Kapuspen TNI mengajak pemilik akun Tiktok @green_force90 dan @heritnm untuk segera menghapus video tersebut. Ia mengingatkan bahwa penyebaran informasi hoaks seperti ini dapat mengarahkan opini publik dengan negatif terhadap TNI. Ia menegaskan bahwa informasi yang tersebar di akun-akun tersebut adalah hoaks dan tidak benar. “Saya mengimbau kepada masyarakat yang mengikuti perkembangan berita tentang TNI untuk lebih mempercayai akun resmi TNI,” tutupnya. (hdl)