Yogyakarta (pilar.id) – Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kotabaru kini bertransformasi dengan branding ‘Selamat Malam Kotabaru’ yang bisa menjadi alternatif pilihan destinasi liburan yang menawarkan wisata malam di seputar pusat Kota Yogyakarta.
Branding baru ini, menyusul revitalisasi pedestrian Kotabaru yang hampir rampung untuk mengenalkan wajah baru Kotabaru supaya lebih berkembang dan mendukung sektor pariwisata sehingga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat khususnya di sekitar Kotabaru.
“Revitalisasi pedestrian Kotabaru dari Jalan Suroto sampai Jalan Sudirman sudah hampir selesai. Jadi dari sekarang sudah mulai kami branding,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, Jumat (3/3/2023).
Menurutnya, Kotabaru mempunyai potensi cukup menjual dengan daya tarik bangunan yang berarsitektur Indische atau Hindia Baru yang membawa wisatawan baik domestik maupun mancanegara seperti terada berada di kota-kota Eropa pada zaman dahulu.
“Semboyan ‘Selamat Malam Kotabaru’ ini juga memperkuat citra Kotabaru pada malam hari dan menjadi wisata malam unggulan di Kota Yogyakarta. Selain itu, wisatawan juga bisa mengenal wisata selain Tugu Pal Putih dan Malioboro,” imbuhnya.
Di samping menyajikan gaya arsitektur Eropa, kawasan yang berada di sebelah timur Tugu Pal Putih ini juga dekat dengan sejumlah fasilitas umum yang bisa mudah dijangkau seperti perpustakaan, museum, coffe shop, rumah sakit, hingga restoran.
“Nantinya mereka akan kami ajak bicara dan sinergikan dalam sebuah forum kita supaya greget branding Kotabaru ini lebih kuat,” terangnya.
Dikatakan Aman, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan soft launching branding tersebut. Selain itu, dari forum yang dibentuk pihaknya juga akan menginventarisasi event yang akan digelar di Kotabaru untuk selanjutnya disusun dinas terkait dalam penyusunan Calendar of Event.
“Rencananya soft launching branding tanggal 17 Maret 2023. Tentu adanya Calendar of Event ini di area Kotabaru ini akan semakin membangun brandingnya, karena selama ini event di Kotabaru berjalan masih parsial,” tutupnya.
Sebagai informasi, dahulu KCB Kotabaru merupakan kawasan perumahan orang-orang Belanda yang dibangun setelah Perang Dunia I, atau pada akhir pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII yakni tahun 1877 – 1921.
Kemudian, tahun 1920 Kotabaru atau Nieuwe Wijk semakin berkembang setelah banyak orang Belanda yang menetap di tempat ini karena aktivitas kawasan Loji Kecil mulai padat dengan adanya industri gula, perkebunan, pendidikan dan kesehatan. (riz/hdl)